Jakarta (ANTARA) - UEFA membuka penyelidikan resmi terhadap juara Liga Inggris, Manchester City, atas dugaan pelanggaran aturan financial fair play (FFP), kata badan sepak bola Eropa (UEFA) pada Kamis.
Media Jerman Der Spiegel melaporkan pada bulan November bahwa pemilik City Abu Dhabi menggelembungkan perjanjian sponsor untuk memenuhi persyaratan FFP.
"Investigasi akan fokus pada beberapa dugaan pelanggaran FFP yang baru-baru ini dipublikasikan di berbagai media," kata UEFA dalam sebuah pernyataan.
Juara Inggris ini merespons dengan mengeluarkan Club Statement di situs web mereka.
Manchester City menyambut baik dibukanya penyelidikan resmi UEFA sebagai kesempatan untuk mengakhiri spekulasi tentang peretasan ilegal dan publikasi di luar konteks email City," kata pernyataan itu.
"Tuduhan ketidakberesan finansial sepenuhnya salah. Rekening Club yang diterbitkan sudah lengkap berikut masalah catatan hukum dan peraturannya."
Laporan Der Spiegel menyebutkan, berdasarkan dokumen yang diterima dari platform whistle blower Football Leaks dan juga ditinjau Reuters, bahwa beberapa sponsor City di Abu Dhabi mendapatkan previlage tiga kali lebih banyak ketimbang perhitungan yang dianggap layak oleh para ahli independen.
UEFA mengatakan setelah publikasi bahwa mereka bisa membuka kembali investigasi berdasarkan kasus per kasus.
Manchester City merupakan salah satu klub yang dimiliki City Football Group, sebuah perusahaan induk di mana Abu Dhabi United Group memiliki 87 persen saham dan sisanya 13 persen dipegang konsorsium China Media Capital.
Aturan FFP dimaksudkan untuk mencegah klub menerima jumlah uang yang tidak terbatas melalui penawaran sponsor yang juga meningkat dengan organisasi yang berkaitan dengan pemilik.
Klub dapat dilarang dari kompetisi Eropa jika mereka diketahui telah melanggar peraturan.
Baca juga: Pemilik Manchester City berniat beli klub India
Baca juga: City bakal kehilangan De Bruyne lagi
Pewarta: Junaydi Suswanto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019