Pada tahun ini kita ditargetkan mampu menghasilkan 650 artikel terindeks scorpus dan lainnya,
Padang (ANTARA) - Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat menargetkan menggelar 31 konferensi internasional selama 2019 untuk mendorong budaya riset di kampus tersebut.
Rektor UNP, Prof Ganefri di Padang, Kamis, mengatakan pada 2018 pihaknya telah menggelar 22 konferensi internasional dan menghasilkan 568 artikel yang masuk dalam publikasi terindeks.
“Pada tahun ini kita ditargetkan mampu menghasilkan 650 artikel terindeks scorpus dan lainnya,” tambah dia.
Ia mengemukakan dalam mewujudkan hal tersebut, pihaknya mendorong dosen di kampus tersebut menerbitkan satu riset setiap tahunnya, jika ada 1.200 dosen di UNP maka tahun ini tentunya akan ada 1.200 riset nantinya.
Menurut dia kewajiban dosen bukan hanya mengajar namun juga mengembangkan ilmu pengetahuan dan melalui riset dan penelitian ilmu pengetahuan dapat dikembangkan.
Ia mengatakan apabila dosen tidak melakukan penelitian maka dia akan terfokus pada teks lama dengan ilmu pengetahuan yang lama, budaya ini yang harus diubah yakni budaya riset.
Dirinya menyebutkan bagi dosen UNP yang tidak melakukan riset akan diberikan sanksi seperti tidak diberikan tunjangan profesi dan tunjangan lainnya.
“Kami mendorong budaya riset ini tumbuh dan banyak riset yang bermunculan dari kampus UNP,” ujarnya.
Sementara itu UNP juga menggelar Konferensi Internasional “Indo-Pasific Connectivity Outlook” yang digelar pada 11 Maret 2019 di Kampus UNP. Dalam konferensi itu ada beberapa pemakalah utama dari Amerika Serikat, Australia, India, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Prancis, Republik Rakyat Tiongkok, Rusia, Thailand dan Singapura.
Selain itu kegiatan ini juga diikuti berbagai organisasi internasional African Unicorn, Asian Development Bank dan Asian Infrastructure Investment.
Menurut dia konferensi ini akan mengeluarkan rekomendasi untuk membangun koneksi dan pembangunan yang terintegrasi di kawasan Indo-pasifik. Seminar ini juga bermanfaat di kalangan bisnis terutama di sektor logistik, infrastruktur, komunitas diplomatik, kalangan pemerintah pusat maupun daerag serta akademisi.
Sementara Ketua Pusat Kajian Indo-Pasific UNP Yetti Zainil menyebutkan pusat kajian ini berbagai informasi tentang ekonomi, politik, sosial, geografi, pendidikan, budaya dan lainnya.
“Bila pemerintah membutuhkan data tentang indo-pasifik dapat meminta kepada kami. Salah satu program kami adalah bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri untuk menggelar Seminar “Indo-Pasific Connectivity Outlook” yang khusus membicarakan persoalan indo-pasific”, kata dia.***3***
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019