Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mengajak daerah di Indonesia untuk berperan dalam menjaga kurs mata uang rupiah antara lain dengan mendorong kemajuan kegiatan pariwisata daerah dan ekspor produk daerah.
“Jika bisa mengundang turis asing maka akan mendatangkan devisa yang mana bagus untuk kestabilan kurs rupiah, " kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara dalam pertemuannya dengan Wali Kota Tarakan Khairul di Balai Adat Tidung Budaya, Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis.
Menurut Mirza, kegiatan mendorong pariwisata tentunya akan menggiatkan ekonomi masyarakat dan UMKM serta mengangkat budaya daerah.
Ia menambahkan, Thailand bisa mendatangkan turis dari luar negeri sebanyak 35 juta. Turis yang datang ke Indonesia meningkat dari 9 juta pada 2014 menjadi sekitar 14,39 juta per November 2018.
"Sebagian besar turis menjadikan Bali dan Jogja sebagai kota tujuan, padahal banyak kota lain yang bagus, hanya saja orang-orang belum kenal, termasuk Tarakan," katanya.
Potensi wisata di Kaltara adalah Desa Setulang, Metun Sajau, Kawasan Konservasi Mangrove (Hutan Bekantan), Air Terjun Semolon, dan Air Terjun Gunung Amal. Sedangkan potensi komoditas ekspor Kaltara adalah perikanan dan pertambangan.
Mirza menjelaskan tugas utama BI adalah mengendalikan nilai rupiah. Salah satunya dijaga melalui pasokan sektor riil. "Maka produksi barang dan jasa harus cukup, khususnya kebutuhan pangan," katanya.
Inflasi Kaltara tercatat 5 persen pada 2018 dan diproyeksi pada 2019 sebesar 3,2 persen. Inflasi diharapkan tetap terjaga rendah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara Wali Kota Tarakan, Khairul, menyampaikan apresiasi atas berdirinya Kantor Perwakilan (KPw) BI di Kaltara sejak 28 Juli 2017 untuk bersinergi membangun Provinsi Kaltara.
Disampaikan pula mengenai peran menjaga inflasi melalui TPID. "Pemda dan BI selalu berkoordinasi melalui sarana TPID untuk menjaga harga kebutuhan pokok terjangkau oleh masyarakat," kata Khairul.
Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2019