Palu (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golongan Karya (Golkar), M. Jusuf Kalla, mengatakan bahwa Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada November 2007 akan memutuskan ketentuan-ketentuan soal calon presiden (capres), namun tidak menyebut nama seseorang. "Rapimnas mendatang kita akan putuskan ketentuan-ketentuan soal capres, tetapi tak sebut orangnya, agar bangsa ini punya cukup waktu untuk membangun dan bekerja," kata Jusuf Kalla, yang juga Wakil Presiden RI, saat silaturahmi dengan seluruh pengurus dan kader Partai Golkar se-Sulawesi Tengah (Sulteng) di Pendopo Siranindi Palu, Selasa. Sebelumnya, Ketua DPD II Parigi Mutong meminta Jusuf Kalla diajukan sebagai calon presiden dari Partai Golkar. Jusuf Kalla mengemukakan, sangat menghargai adanya pandangan bahwa Partai Golkar sudah saatnya menetapkan capresnya sendiri. Namun, tambahnya, janganlah bangsa ini selalu berpikir dari pemilu ke pemilu. "Karena itu, saya akan jalankan amanah yang diberikan rakyat dulu, bahwa kemudian kalau masyarakat puas soal ekonomi dan sebagainya. Itu gampanglah nanti," kata Kalla. Menurut dia, sebagai Wapres yang menjabat, maka yang akan dipertanyakan oleh masyarakat adalah apa yang telah diperbuatnya bukan janji apa yang akan dilakukan. "Kami berdua dengan Pak Presiden Yudhoyono sepakat jalankan dulu tugas-tugas bangsa, tingkatkan pertumbuhan ekonomi, kurangi pengangguran dan ciptakan lapangan kerja. Pada waktunya nanti, gampanglah," kata Jusuf Kalla. Ditegaskannya pula bahwa Partai Golkar baru akan mengambil keputusan soal capres tiga bulan sebelum pilpres jika merasa cukup pantas untuk mengajukan pemimpin. Mengenai pertanyaan publik, apakah penentuan capres akan dilakukan melalui konvensi atau rapimnas, Jusuf Kalla mengatakan bahwa masalah tersebut dikembalikan kepada aturan AD/ART. Dalam AD/ART, tambahnya tidak disebutkan adanya konvensi namun melalui rapimnas. "Konvensi adalah ide yang baik, tetapi ide yang baik harus punya hasil yang baik. Marilah kita kembalikan ke AD/ART yaitu rapimnas," kata Kalla. Menurut Jusuf Kalla, dalam konvensi dahulu siapa saja bisa ikut sebagai peserta. Bahkan ada peserta yang berasal dari luar partai Golkar, karena itu dalam pandangannya konvensi sebelumnya prosesnya sudah salah. "Yang lebih fatal lagi hasilnya salah lagi," katanya. Konvensi tambahnya juga menguras energi kader partai sehingga pada saat pilpres justru telah kehilangan energinya. Menurut dia, lebih baik habiskan energi untuk pilpres daripada sekedar konvensi. "Suatu hal baik kalau prosesnya baik dan hasilnya baik. Kalau prosesnya meragukan dan hasilnya tak baik, kenapa harus kita ikuti," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007