"Nyepi adalah gambaran nyata pembumian sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yang dijalankan dengan cara yang berkebudayaan, penuh toleransi, dan tiadanya egoisme dalam kehidupan beragama," kata Hasto melalui keterangan resminya, Kamis.
Dia menjelaskan perayaan Hari Raya Nyepi 2019 dimaknai untuk memperkuat prinsip Ketuhanan Yang Berkebudayaan sesuai dengan arah kepemimpinan Joko Widodo.
"Nyepi mengandung pengertian harafiah sunyi, senyap, suatu proses spiritual menghentikan seluruh aktivitas kehidupan melalui Catur Brata, amati geni (tidak menyalakan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan)," ujar Hasto
Bagi PDI Perjuangan, perayaan Nyepi adalah gambaran proses menyucikan seluruh kehidupan alam raya. Maka dari itu, Nyepi penuh dengan penghormatan amerta air kehidupan.
Hasto juga menjelaskan, perayaan Nyepi saat ini begitu relevan dengan situasi dan dinamika perpolitikan di Indonesia.
Narasi-narasi berupa kabar bohong atau fitnah, masih sering digunakan oleh pihak tertentu untuk menyerang Pemerintahan Jokowi.
Baca juga: Umat Hindu Bali jalani brata penyepian
Baca juga: Ratusan umat Hindu DKI ikuti Tawur Agung
"Peretasan yang mempopulerkan Paslon Prabowo - Sandi tersebut sangat tidak manusiawi, karena menganggu proses pelayanan kesehatan rakyat yang sedang sakit, dan menganggu rangkaian Nyepi yang seharusnya diisi dengan hal-hal penuh kebaikan," ungkap Hasto.
Dengan memperingati Nyepi, bangsa Indonesia diharapkan terus memperkuat kehidupan spiritualnya untuk melahirkan kebahagiaan sejati, serta kebahagiaan lahir batin.
PDI Perjuangan sendiri juga meminta kepada semua komponen bangsa untuk menghormati Perayaan Nyepi.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019