Rogers, Arkansas (ANTARA News) - Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Selasa mendesak masyarakat internasional meningkatkan tekanan terhadap para penguasa militer Myanmar, dan mengungkapkan adanya bantuan keuangan untuk para aktivis yang berjuang bagi demokrasi di negara Asia Tenggara itu. "Yang dibutuhkan adalah tekanan kuat internasional,untuk menegaskan kepada para jenderal bahwa mereka akan dikucilkan secara total dan tidak diterima dalam masyarakat internasional," kata Presiden AS, George W. Bush. Ia menimpali, "Sanksi-sanksi tidak berarti apapun jika kita satu-satunya pemberi sanksi." Bush mengemukakan, pihak Washington mengecam junta di Myanmar, karena tidak mempedulikan imbauan untuk mengakhiri tindakan keras terhadap pihak oposisi. Pernyatan Bush di Rogers, Arkansas, itu dibuat hanya beberapa hari setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengecam junta Myanmar atas tindakan kerasnya terhadap protes-protes pro-demokrasi, dan mendesak rejim negeri itu melakukan perundingan dengan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi. Badan internasional itu juga mengecam penindasan itu dan menyerukan pembebasan para tahanan politik, di tengah-tengah kekhawatiran akan nasib hampir 1.000 pengunjukrasa yang masih ditahan. Sementara itu, Deplu AS pada hari Senin mengumumkan bahwa Washington menyiapkan satu "paket bantuan demokrasi" untuk membantu para aktivis pro demokrasi Myanmar. Paket itu adalah "untuk meberikan bantuan kepada para aktivis yang berani di dalam negara itu" dan kelompok-kelompk masyarakat sipil, kata Jonathan Farrar, asisiten menlu untuk masalah-masalah demokrasi dan hak asasi manusia. Deplu AS memberitahu Kongres pekan lalu tentang rencananya untuk memberikan bantuan 600.000 dolar AS dari dana hak asasi manusia dan demokrasi untuk "dana khusus Burma," katanya, menggunakan nama Myanmar sebelumnya. "Ini adalah pertama kali kami menggunakan dana ini untuk Myanmar," katanya menambahkan, seperti dikutip AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007