New York (ANTARA) - Harga minyak mentah bervariasi pada akhir perdagangan berjangka, Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data pemerintah Amerika Serikat menunjukkan peningkatan tajam dalam persediaan minyak mentahnya, meskipun penurunan ketiga berturut-turut dalam stok bensinnya mendukung harga.
Patokan global, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei, ditutup pada 65,99 dolar AS per barel, naik 13 sen atau 0,2 persen. Sementara minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, turun 34 sen atau 0,6 persen, menjadi 56,22 dolar AS per barel.
Persediaan minyak mentah AS naik 7,1 juta barel pekan lalu, jauh melebihi ekspektasi para analis untuk kenaikan 1,2 juta barel, kata Badan Informasi Energi AS (EIA).
Namun, persediaan bensin AS turun 4,2 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi para analis untuk penurunan 2,1 juta barel. Harga bensin AS naik sekitar satu persen.
"Pembuatan bearish yang kuat untuk persediaan minyak mentah telah diimbangi oleh beberapa penarikan besar terhadap produk-produk (minyak)," kata Matthew Smith, direktur riset komoditas di ClipperData.
Minyak mentah berjangka juga mengikuti penurunan ekuitas AS, yang terbata-bata tanpa perkembangan positif dalam pembicaraan perdagangan antara Washington dan Beijing.
Presiden AS Donald Trump mengatakan perundingan perdagangan berjalan dengan baik, tetapi menawarkan beberapa rincianl.
"Penjualan dalam ekuitas memainkan peran penting dalam pelemahan harga minyak hari ini," Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, mengatakan dalam sebuah catatan. "Pengurangan lebih lanjut dalam selera risiko dan penurunan tambahan dalam jalur pertumbuhan ekonomi global pada akhirnya menekan seluruh spektrum energi."
Pasar telah terpukul oleh melonjaknya produksi minyak AS, yang menurut EIA, bertahan pada rekor tertinggi sepanjang masa 12,1 juta barel per hari pekan lalu.
Peningkatan produksi Amerika Utara merusak pemotongan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu non-anggotanya, termasuk Rusia, yang telah membantu harga minyak mentah naik sekitar 20 persen tahun ini.
OPEC dan mitranya telah berjanji untuk mengekang produksi sebesar 1,2 juta barel per hari, dan mereka kemungkinan akan mendorong kembali keputusan mereka, apakah akan memperpanjang perjanjian produksi menjadi hingga Juni dari April, kata sumber.
Sementara itu, Chevron Corp dan Exxon Mobil Corp merilis proyeksi bersaing Permian Basin pada Selasa (5/3) menunjuk ke peningkatan produksi minyak serpih di patch minyak AS terbesar.
Peningkatan akan memperkuat pasangan ini sebagai pemain dominan di lapangan Texas Barat dan New Mexico, dengan sepertiga produksi Permian berpotensi di bawah kendali mereka dalam waktu lima tahun.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019