Jakarta (ANTARA) - Berharap menjadi tren di dunia properti dalam negeri mendatang, Tissor Indonesia menawarkan kunci digital yang bisa diakses dengan sidik jari (fingerprint), PIN password, ID card, dan remote control.
“Kami melihat perkembangan industri sekarang sudah mulai ke arah digital, salah satunya adalah produksi kunci. Kami ingin memenuhi rasa aman dari setiap masyarakat Indonesia dengan menghadirkan kunci digital,” kata Septianus, direktur Commeta Group, yang merupakan induk perusahaan Tissor Indonesia.
Lalu, apakah kunci digital bakal menjadi tren dalam dunia properti rumah tangga maupun komersial di Indonesia?
Sales Manajer Tissor Indonesia, Eriga Sutjitro, mengakui bahwa konsep dari kunci pintar atau sejenisnya memang masih belum masif berkembang di Indonesia. Namun, itu tidak menutup kemungkinan konsep ini akan menjadi tren di dunia properti, khususnya rumah tangga.
“Secara tren memang kunci pintar masih belum familiar di kalangan masyarakat Indonesia. Tapi dengan edukasi betapa mahal dan pentingnya keamanan, kita harus mengajarkan bahwa kunci pintar sangatnya berguna untuk keamanan di rumah atau aset properti lainnya,” kata Eriga dalam siaran pers Tissor Indonesia, Rabu.
Dengan belum memasyarakatnya kunci digital, Eriga mengatakan bahwa Tissor akan mengincar segmentasi milenial untuk produk kunci pintarnya.
Alasannya, karena kaum milenial sangat cepat beradaptasi dengan perubahan gaya hidup, termasuk dalam perangkat keamanan digital seperti kunci ini.
Untuk menjangkau lebih banyak konsumen, Tissor juga menggunakan jalur e-commerce atau marketplace sebagai sarana penjualan kunci digital.
“Kami juga mengincar pasar milenial mulai dari eksekutif muda ataupun para owner muda yang memiliki kebutuhan keamanan tingkat tinggi dengan mobilitas tinggi, karena mereka cepat menerima perubahan yang ada. Jadi kami menggunakan platform e-commerce dan marketplace untuk memasarkan serta menjual produk kunci pintar dari Tissor Indonesia,” jelas Eriqa.
Selain menawarkan kunci digital melalui Tissor Indonesia, Commeta Group juga menawarkan jasa gudang atau penyimpanan barang.
“Insipirasi kami adalah Airbnb untuk penyimpanan barang. Maka dari itu, terciptalah KABINET sebagai solusinya mirip kontrakan untuk barang,” ujar Septianus.
Ide pembuatan KABINET berawal dari kebutuhan masyarakat yang sudah memulai usaha tapi bingung untuk penyimpan barang karena mahalnya sewa lahan. Belum lagi, ingin menyimpan barang dengan jangka waktu sebentar masih kurang tersedia.
KABINET memiliki beberapa pilihan dimensi gudang yang disewakan, mulai dari 1 x 2 x 2 m dengan harga Rp510.000 per bulan, kemudian 2 x 2 x 2 Rp999.000 per bulan, hingga 2 x 4 x 2 dengan tarif Rp1.950.000.
Bisnis penyewaaan ruang penyimpangan barang Commeta melaui PT Primatama Duta Antaran ini juga menawarkan promo satu bulan gratis bagi penggunanya.
Pewarta: Suryanto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019