Mungkin efeknya mirip narkoba ketika mereka sudah menutup tontonan (gim), tetapi mereka tetap memikirkan itu,
Jakarta (ANTARA) - Psikolog anak dan remaja Ratih Zulhaqqi menyebut efek kecanduan bermain gim mobile bisa menyerupai ketagihan narkoba bila si pemain tidak bisa melepaskan pikiran dari gim yang dimainkan.
"Mungkin efeknya mirip narkoba ketika mereka sudah menutup tontonan (gim), tetapi mereka tetap memikirkan itu, sehingga akhirnya mereka selalu mengakses ke situ sampai melupakan apa yang harus mereka lakukan," kata Ratih kepada Antara di Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok, Rabu.
Ratih mengatakan kecanduan pada level seperti itu sudah tergolong berbahaya, terutama bagi anak-anak dan remaja, karena dapat memicu ketidakstabilan emosi serta mempengaruhi nilai akademis.
Anak atau remaja yang telah kecanduan gim mobile, menurut dia, berpotensi menjadi pribadi yang tertutup dan cenderung merasa kesepian lantaran hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk berinteraksi dengan gim yang dia mainkan.
"Minat mereka untuk melakukan variasi aktivitas berkurang, jadi akhirnya jarang ketemu orang, jarang ngobrol, jarang melakukan ekspresi secara natural, yang akhirnya menghambat mereka dalam fungsi-fungsi di kehidupan sehari-hari," kata pendiri Raqqi Human Development and Learning Center itu.
Perempuan peraih gelar magister psikologi dari Universitas Indonesia itu menyarankan para pemain gim mobile lebih berusaha mengontrol diri. Misalnya dengan membatasi waktu bermain dari enam sampai tujuh jam per hari menjadi hanya satu atau dua jam setiap hari.
Menurut Ratih, pembatasan waktu bermain seperti itu penting agar anak atau remaja bisa kembali memaksimalkan fungsi-fungsi dalam kehidupan mereka, seperti berinteraksi langsung dengan teman sebaya melalui permainan yang mengedepankan aktivitas fisik, atau melakukan kegiatan kreatif bersama keluarga yang tidak berhubungan dengan gawai.
Ratih menambahkan keluarga atau orang terdekat berperan penting dalam memastikan upaya pengontrolan diri pemain gim berjalan efektif.
Bila diperlukan, ia melanjutkan, keluarga bisa menerapkan pendekatan zero gadget pada anak atau remaja yang kecanduan gim mobile sebagai konsekuensi atas ketidakdisiplinan mereka.
Artinya, dalam kurun waktu tertentu, biasanya tiga sampai enam bulan, anak atau remaja yang kecanduan gim mobile dilarang untuk memainkan permainan yang disuka.
Ketika anak tidak merespons baik penerapan pendekatan itu, orangtua perlu memberikan pengertian yang tepat.
"Kita (orang tua) perlu memberikan (pengertian) kepada mereka bahwa oke kita akan melewati ini bersama, kamu tidak apa-apa marah dan merasa kesal tapi memang kita akan melewati ini bersama dengan cara meng-grounded handphone kamu," ujar dia.
Baca juga: Video game sebagai "obat digital" anak berkebutuhan khusus
Pewarta: Virna P Setyorini/Fathur Rochman
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019