Tokyo (ANTARA News) - Jepang telah memutuskan membatalkan hibah senilai 552 juta yen (sekitar Rp40 miliar) kepada Myanmar, menyusul penembakan terhadap seorang wartawannya, kata menteri luar negeri Jepang pada Selasa. Jepang telah memutuskan untuk menghentikan bantuannya sehubungan pembunuhan Kenji Nagai, (50), di Myanmar pada bulan lalu, kata Menteri Luar Negeri Masahiko Komura, seperti dilaporkan AFP. Langkah tersebut merupakan pemberian sanksi pertama yang dilakukan Tokyo, sejak pemerintah Myanmar melancarkan penumpasan berdarah kepada para demonstran. Jepang, yang selama ini berbeda pendapat dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa dalam soal Myanmar, merupakan salah satu donor terbesar untuk negara itu, meski Jepang mengemukakan bahwa mereka hanya menyediakan bantuan kemanusiaan ke Myanmar. Dana bantuan Jepang untuk Myanmar berjumlah keseluruhan 1.353 miliar yen, mulai tahun fiskal yang lalu hingga Maret 2007. Nagai, seorang wartawan video untuk APF News di Tokyo, tewas pada 27 September di Yangon saat memfilmkan penumpasan pada demonstran. Cuplikan tayangan di televisi menunjukkan dia tampaknya ditembak dari dekat oleh pasukan keamanan. Dana bantuan yang dibatalkan itu sebelumnya ditujukan untuk membiayai pembangunan gedung pusat sumber daya manusia di Myanmar. Para pejabat Jepang sebelumya telah mengungkapkan kecemasan atas penghukuman kepada Myanmar, karena khawatir mereka tidak rugi sebab masih dapat mengandalkan bantuan ekonomi dari sekutu utamanya, China. Jepang dan China sering bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Asia. Jepang pada 2003 menangguhkan pinjaman berbunga rendah bagi proyek-proyek prasarana di Myanmar, sebagai protes atas penahanan yang terus menerus terhadap penerima penghargaan Nobel Perdamaian sekaligus pemimpin oposisi, Aung San Suu Kyi. (*)
Copyright © ANTARA 2007