Jakarta (ANTARA) - Riset media yang dilakukan oleh G Communications menyebutkan pasangan capres dan cawapres, Joko Widodo-KH Maruf Amin, paling banyak diberitakan, YAKNI mencapai 52 persen (982 berita), sedangkan pemberitaan pasangan capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno adalah 33 persen (616 berita).
"Meskipun begitu, media masih dapat dikategorikan bersikap netral dalam memberitakan kedua pasangan capres dan cawapres," kata Pendiri dan CEO G Communications, Andi Irman Patiroi, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.
Riset media itu menerapkan metodologi penelitian kepada enam media, yakni tiga media cetak, yakni Harian Kompas, Republika dan Jawa Pos serta tiga media online, detik.com, kompas.com kemudian antaranews.com.
Sedangkan periode proses pengumpulan data pemberitaan media dilaksanakan pada 1- 28 Februari 2019 dengan monitoring dan mentabulasi data kemudian dilakukan telaah analisis temuan.
Kemudian, pasangan Jokowi-Ma'ruf paling banyak diberitakan secara positif oleh media sebanyak 94 persen dan sisanya adalah berita negatif (6 persen). Sementara, pemberitaan positif Prabowo Subianto-Sandiaga Uno adalah 62 persen dan sisanya merupakan negatif (38 persen).
Selanjutnya, riset juga menemukan bahwa ada tiga isu kampanye yang paling banyak diberitakan media dari kedua capres. Untuk pasangan Joko Widodo-KH Maruf Amin, media banyak mengangkat mengenai berita isu kampanye proses penegakan hukum terhadap serangan kampanye hitam petahana hingga berjumlah 54 persen.
Disusul berita media tentang isu kampanye mengenai tiga program kartu Jokowi, yakni 30 persen dan safari politik KH Maruf Amin adalah 16 persen.
Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, media banyak memberitakan mengenai isu kampanye pengembangan wisata bahari sebesar 45 persen, lalu wisata halal berjumlah 36 persen dan peningkatan kesejahteraan petani mencapai 19 persen.
Menurut dia, riset media yang dilakukan lembaganya agar diketahui keseluruhan pemberitaan setiap pasangan capres dan cawapres.
"Seperti jumlah berita dan negatif setiap pasangan capres dan cawapres, lima isu yang amat marak mengenai pasangan capres dan cawapres, kecenderungan keberpihakan berita media terhadap pasangan capres dan cawapres, pemetaan berdasarkan wilayah provinsi," kata Andi.
Selain itu, Andi menjelaskan, dengan riset media yang dilaksanakan dapat diketahui pula tentang hubungan narasumber dengan media dan isu. Begitu juga dapat terungkap mengenai panjang pemberitaan di media tentang pasangan capres maupun cawapres.
"Kontestasi pilpres kerap dijadikan momentum oleh masyarakat untuk melihat bagaimana visi-misi yang ditawarkan para capres dan cawapres. Media dijadikan tolak ukur oleh publik untuk mengetahui pesan-pesan capres cawapres dalam menyuarakan program maupun kampanye," katanya.
G Communications (G-Comm) adalah lembaga konsultan yang bergerak dalam bidang komunikasi publik meliputi public relations, social media management, media content management dan research management.
Baca juga: KPU undi jadwal zonasi kampanye rapat umum peserta Pemilu 2019
Baca juga: KPU tindaklanjuti data 103 WNA pemilik KTP elektronik di DPT
Baca juga: Kementerian Dalam Negeri jelaskan alasan hanya beri 103 data WNA ke KPU
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019