Balangan (ANTARA News) - Kera besar khas Kalimantan, Bekantan alias Kera Hidung Besar (nasalis larvatus), masih banyak yang hidup berkeliaran di kawasan desa-desa terpencil Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Sejumlah warga di bilangan Desa Inan, Kecamatan Paringin, Kabupaten Balangan, Kalsel, mengemukakan bahwa mereka sering menghalau sekelompok kera yang menjadi maskot Kalsel tersebut.
"Kera bekantan masih banyak berkeliaran di wilayah desa kami, bahkan warga kami menganggap kera besar ini sebagai hama tanaman," kata Aliansyah, penduduk desa yang berada di kawasan lereng Pegunungan Meratus.
Lantaran dianggap menjadi satwa penggangu tenaman, maka kera berhidung besar yang asli Kalimantan tersebut sering di-"gariti" (diburu), bahkan ada yang dibinasakan warga.
"Belum lama tadi satu ekor kera bekantan sebesar manusia diburu lalu dibinasakan, karena memangsa tanaman karet unggul yang baru ditanam di kebun," kata salah seoramh warga desa tersebut.
Kemarahan warga terhadap kera bekantan ini sudah tak terelakkan lagi, karena binatang ini terbilang rakus mengganggu tanaman warga.
Sebatang pisang saja kalau seekor kera besar ini mengambil buahnya, maka batang pisang itu akan rubuh dan mati,karena tak sanggup menahan berat kera ini.
Bekantan bukan saja memakan buah-buahan, tetapi sering memakan daun daun karet yang baru ditanam, padahal karet yang ditanam itu bibit unggul yang dibeli petani dengan harga mahal. sehingga warga kesal kalau dimangsa pengganggu ini,
Kera hidung besar yang sering disebut sebagai kera Belanda itu, selama ini hanya dikenal hidup di pesisir khususnya di Pulau Kaget Barito Kuala yang dikenal sebagai objek wisata, suaka margasatwa.
Bekantan termasuk binatang yang dilindungi, dan pernah ditangkarkan di Kebun Binatang Surabaya (KBS). (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007