Jakarta (ANTARA) - Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Rosidayati Rozalina berharap penyelenggaraan Indonesia International Book Fair 2019 yang akan dilaksanakan pada September 2019 akan menjadi pagelaran buku yang lebih inklusif.
Menurut perempuan yang akrab disapa Ida saat peluncuran pameran buku internasional Indonesia yang digelar di Aula Gramedia, Jalan Matraman, Jakarta Timur, Rabu, selain mengundang penerbit dan penulis kawakan dari Indonesia dan mancanegara, IIBF 2019 juga dikonsep agar bisa merangkul penerbit-penerbit kecil dan baru.
"Kami ingin undang penerbit dalam negeri untuk hadir dan berpartisipasi. Itulah kenapa kalau di IIBF sebelumnya kan stand-nya relatif besar kalau sekarang kami buat lebih ekonomis supaya lebih banyak lagi yang bisa ikut," kata Ida.
Ida mengatakan, di gelarannya yang ke-39, IIBF memang mengadopsi program-program yang telah sukses di IIBF sebelumnya dan menambah program baru yang dianggap belum pernah ada atau disempurnakan.
Program yang dilanjutkan di antaranya seperti bedah dan peluncuran buku, pelatihan untuk penulis dan penerbit dengan pembicara dari dalam dan luar negeri hingga diskon besar-besaran buku yang dikenal dengan program zona kalap.
"Penjualan buku dengan diskon besar kita harap bisa memancing masyarakat yang butuh buku berkualitas dengan harga terjangkau. Di luar itu kita juga ingin mendatangkan lebih banyak penulis luar ke Indonesia karena Indonesia tahun ini menjadi native focus di London Book Fair. Kita juga akan hadir di sana mau coba promosikan IIBF dan mengundang mereka agar lebih banyak negara yang hadir tahun ini," ucap dia.
Selain itu IKAPI yang menjadi bagian dari Asosiasi Penerbit Buku ASEAN juga merencanakan pelaksanaan rapat tahunan yang digelar berbarengan dengan acara IIBF 2019.
"Nanti juga ada seminar yang mengundang pembicara internasional salah satunya dari International Publisher Association. Mereka akan menyampaikan best practice di dunia penerbitan," ucap perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua Steering Committee di IIBF 2019.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019