"Tahun ini Pemerintah memutuskan untuk program utamanya adalah meningkatkan mutu sumber daya manusia, dengan cara (pendidikan) vokasi, dengan cara yang mendidik untuk meningkatkan skill lapangan kerja. Walaupun kita juga ada universitas terbuka, tetapi dibutuhkan banyak keahlian-keahlian," kata JK saat membuka Kongres Apenmasi di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu.
Metode pendidikan dan pelatihan saat ini tentu berbeda dengan puluhan tahun lalu, dimana mengedepankan teori dan pelatihan literasi kepada siswa.
Sehingga, lanjut JK, untuk saat ini metode pendidikan yang tepat adalah dengan memberikan pelatihan sesuai dengan perkembangan teknologi, sehingga sumber daya manusia Indonesia siap menghadapi tantangan global.
"Pendidikan masyarakat yang dilakukan beberapa puluh tahun lalu tentu berbeda kondisinya pada hari ini. Sekarang orang bisa kuliah dengan 'online', bisa mendapatkan pelajaran dengan sistem yang lebih teknologi dasarnya, semuanya ini tentu mempunyai tantangan-tantangan," jelas JK.
Pemberian pelatihan vokasi menjadi tepat diberikan sebagai metode pendidikan saat ini mengingat kemampuan literasi masyarakat Indonesia sudah mencapai lebih dari 90 persen.
"Dulu ada pemberantasan buta huruf, itu sudah tercapai. Kalau sekarang 97 persen masyarakat kita sudah bisa membaca dan menulis, literasinya sudah baik, sisa tiga persen," tambahnya.
Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal dan non-formal yang ada di Indonesia didorong untuk memberikan lebih banyak porsi pelatihan vokasi sehingga dapat meningkatkan kualitas SDM.
Baca juga: Menperin ajak pelaku industri investasi untuk vokasi
Baca juga: Kemenperin tingkatkan kompetensi SDM industri ketenagalistrikan
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019