Jakarta (ANTARA) - Direktur Indosterling Aset Manajemen Fitzgerald Steven Purba memprediksi, indeks harga saham gabungan (IHSG) akan tumbuh konservatif pada 2019 dibandingkan 2018.
"IHSG akan terjadi kenaikan 10 persen. Ini bisa dibilang cukup konservatif karena kami memperhitungkan faktor eksternal," ujar Fitzgerald saat paparan "Capital Market Outlook 2019" di Jakarta, Rabu.
Dari sisi eksternal, perlambatan ekonomi global serta sentimen geopolitik akan memengaruhi pergerakan saham domestik. Terkait perlambatan ekonomi, ia mengatakan perlambatan dan transisi ekonomi di China patut diwaspadai.
"Akibat perang dagang, China sendiri mengalami perlambatan ekonomi sehingga "industrial production" jadi "on hold" dan GDP growth-nya trennya turun," ujar Fitzgerald.
Pada 2018, penguatan ekonomi Amerika Serikat membuat bank sentral negara tersebut The Fed menaikkan suku bunga acuannya di atas ekspektasi pasar sehingga terjadi aliran modal keluar dari negara berkembang (emerging market). Pada tahun ini, justru akan terjadi hal sebaliknya.
"Kami melihat, AS justru akan mengalami perlambatan, yang dibantu keputusan "shutdown" Trump, yang diprediksi cukup berdampak ke GDP yang akan dirilis Maret ini. The Fed pun mulai ragu-ragu menaiikan Fed Fund Rate," katanya.
Sementara itu, dari dalam negeri, gelaran pemilu pada tahun ini diyakini hanya akan membuat koreksi perekonomian di Tanah Air untuk sementara saja.
"Tapi secara keseluruhan, berdasarkan historis, kita lihat bahwa tiga bulan sebelum dan sesudah, bahkan enam bulan sebelum dan sesudah, cenderung terjadi kenaikan inflow yang cukup besar dibandingkan tahuns sebelumnya. Jadi investor lebih optimis," ujar Fitzgerald.
(T.C005/ )
Pewarta: Citro Atmoko
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019