"Tiga tahun ke depan, kami menargetkan mampu meraup dana kelolaan investasi Rp3 triliun," kata Presiden Direktur IAM Njauw Djoeng San saat acara peluncuran perusahaannya oleh Indosterling Group di Jakarta, Rabu.
Djoeng San mengatakan, pihaknya menawarkan dua jenis instrumen investasi yaitu reksadana pasar uang dan reksa dana ekuitas.
"Return investasi ini diharapkan bisa lebih tinggi dari bunga deposito maupun kenaikan IHSG," ujarnya.
Kehadiran perusahaan pengelola investasi tersebut sendiri ditandai dengan keluarnya persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada November 2018 lalu kepada Indosterling Aset Manajemen sebagai perusahaan manajer investasi (MI).
"Kehadiran IAM menjadi bagian pentiing dalam melengkapi ekosistem perekonomian, finansial, dan pasar modal di Indonesia," kata Founder Indosterling Group sekaligus Komisaris IAM, William Henley.
Djoeng San menambahkan perusahaannya tidak semata-mata menawarkan produk yang mengejar keuntungan material saja, namun para investor akan mendapatkan kesempatan untuk berkontribusi pada lingkungan sosial.
"Untuk tahun pertama keberadaan IAM, program CSR akan dijalankan dengan mengalokasikan 50 persen biaya pengeloloaan dari produk reksa dana kami dialokasikan kepada tiga yayasan berbadan hukum yaitu Yayasan Pita Kuning, Yayasan Vertical Rescue, dan Rumah Faye," ujar Djoeng San.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019