Diketahuinya anak kurang gizi itu setelah, mendapat laporan dari salah seorang bidan desa pada rapat masalah kesehatan beberapa hari lalu, kata Camat Pinang Belapis Dalmuji Santuso kepada ANTARA di Bengkulu, Kamis.
Menurut dia, ke lima anak kurang gizi itu sekarang sudah dirawat secara intensip di Puskes setempat, sehingga ada di antaranya terlihat mulai bergaerah untuk tertawa dan tersenyum.
Anak kurang gizi itu adalah putra warga di pedesaan yang selama ini sangat terisolir, para orang tua mereka belum mengerti kalau anaknya kekurangan gizi, pertumbuhan seperti itu dianggap biasa secara turun termurun.
Kecamatan Pinang Belapis baru dimekarkan sekitar empat bulan silam, terdapat delapan desa, tiga di antara desa baru didepenitifkan, dengan penduduk sekitar 4.500 jiwa.
Sebelumnya warga di wilayah itu masih sangat terbelakang dan terbiasa berobat secara alam yakni menggunakan cara tradisional.
Sejak menjadi kecamatan baru, katanya, instansi terakit di daerah itu, sangat aktif turun ke lapangan, terutama petugas kesehatan selalu turun ke desa-desa yang masih terpencil.
Dari hasil kunjungan para tenaga medis itu, maka ditemukan ada lima orang anak dinyatakan kurang gizi. Kelima anak itu langsung dibawa ke Puskesmas terdekat dan dilakukan perawatan intensif, katanya.
Dia menjelaskan, program kesehatan dan pendidikan di wilayah itu menjadi prioritas utama, karena sebagai daerah baru mekar, masih banyak terdapat masyarakat terbelakang yang perlu dukungan pendidikan dan kesehatan.
Untuk itu Pemda Kabupaten Lebong melalui perangkat di wilayah kecamatan pemekaran itu, bahu membahu bekerja ekstra keras turun ke lapangan, mencari masukan dan keluhan masyarakat setempat sekaligus melakukan kegiatan sosial sesuai tugas serta disiplin ilmu masing-masing.
Dia menambahkan, dengan ditemukannya lima anak kekurangan gizi itu, merupakan fakta nyata bahwa wilayah Kecamatan Pinang Belapis selama ini salah satu daerah tertinggal.
Bupati Lebong Drs Dalhadi Umar secara terpisah mengatakan, pihaknya lebih memprioritaskan sektor kesehatan dan pendidikan, karena bila masyarakat sudah sehat, otomtais akan memiliki gaerah tinggi, baik untuk melakukan kegiatan sehari-hari sebagai petani, juga bercita-cita ingin hidupanya setara dengan warga yang sudah lebih maju.
Bila pola pikir masyarakat ingin meniru kehidupan lebih baik, maka akan tumbuh rasa peduli terhadap lingkungan, terutama dalam hal melestarikan kawasan hutan disekitarnya.
Kabupaten Lebong sebagian besar dikelilingi oleh kawasan hutan lindung dan konervasi, warga disekitar kawasan hutan itu secara turun temurun terbiasa merusak hutan untuk mencari makan.
Pola tersebut sudah mulai berangsur dirubah sejak empat tahun silam, terkait Kabupaten Lebong salah satu daerah dari tujuh kabupaten yang daftar menjadi kabupaten konservasi di tanah air.
Untuk mendukung program itu, maka pembinaan terhadap masyarakat, terutama di sekitar hutan lebih di intensifkan, sedangkan Pemda setempat sudah berangsur mencarikan mata pencarian masyarakat di luar menjual kayu dari hasil hutan.
"Kita setiap tahun sudah menganggarkan dana pembinaan ekonomi masyarakat di sekitar hutan, dengan harapan agar mereka meninggalkan kebiasaan mencari nafkah melalui hasil hutan," katanya.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009