Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi kembali terkoreksi setelah sempat menguat tipis hari sebelumnya pascapelemahan yang terjadi dalam lima hari perdagangan berturut-turut.
Rupiah Selasa pagi bergerak melemah 2 poin menjadi Rp14.130 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.128 per dolar AS.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Rabu, mengatakan perlambatan ekonomi global, terutama China, memengaruhi pergerakan rupiah yang dalam beberapa hari terakhir menunjukkan tren pelemahan.
"Pemerintah China memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya dari 6,5 persen menjadi 6 persen untuk tahun 2019. Efek perang dagang yang terjadi sejak Juli 2018 lalu mulai membuat permintaan domestik China turun," ujar Lana.
Sebelumnya, perekonomian China tumbuh hingga 6,6 persen pada 2018 lalu. Jika yang terealisasi nantinya pertumbuhan ekonomi 6 persen, maka itu akan menjadi pertumbuhan ekonomi terlemah China dalam tiga dekade.
Di sisi lain, pemerintah China mengumumkan pemotongan tingkat pajak senilai 298 miliar dolar AS untuk tahun ini guna menahan perlambatan ekonomi. Salah satu tingkat pajak yang dipangkas adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk sektor manufaktur.
"Rupiah kemungkinan melemah menuju kisaran Rp14.130 per dolar AS hingga Rp 14.150 per dolar AS," katanya.
Hingga pukul 09.44 WIB, nilai tukar rupiah kembali menguat 2 poin menjadi Rp14.126 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.128 per dolar AS. ***1***
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2019