Harada, penyokong vokal pelonggaran moneter yang agresif, mengatakan ekonomi Jepang menghadapi risiko-risiko yang meningkat, termasuk dari melambatnya permintaan di China, memanaskan ketegangan perdagangan, pergerakan harga saham yang tidak stabil, dan konsumsi swasta yang lemah.
Ada juga risiko-risiko menyebutkan inflasi yang terkendali dapat meningkatkan pandangan di kalangan masyarakat bahwa harga tidak akan naik banyak dan menunda pencapaian target inflasi 2,0 persen BOJ, katanya.
"Jika ekonomi memburuk sejauh mencapai target inflasi dalam jangka panjang menjadi sulit, perlu untuk memperkuat pelonggaran moneter tanpa penundaan," kata Harada dalam sebuah pidato kepada para pemimpin bisnis di Kofu, Jepang Timur.
Di bawah kebijakan yang dijuluki kontrol kurva imbal hasil, BOJ ingin memandu suku bunga jangka pendek pada minus 0,1 persen dan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10-tahun sekitar nol persen.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019