Jakarta (ANTARA) - Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 3 Jakarta menyatakan kesulitan mendapat tenaga yang mampu dan bersedia mengajar anak-anak berkebutuhan khusus.

"Kesulitan justru pada sumber daya manusianya (SDM), kalau orang bilang guru SLB itu setengah dewa, artinya kami ini harus bisa sekaligus jadi guru agama, guru olahraga, guru keterampilan, juga guru akademik umum," kata Wakil Kepala SLBN 3 Jakarta Bambang Irianto di Jakarta, Selasa.

Pria yang telah 31 tahun mengajar anak berkebutuhan khusus itu mengatakan sekolah sudah menerapkan berbagai cara untuk merekrut pengajar, termasuk memasang pengumuman perekrutan di situs web dan menyampaikan informasi penerimaan tenaga pengajar dari mulut ke mulut.

"Kami kesulitan, karena tidak semua guru mempunyai basic untuk pendidikan luar biasa, mereka belum mencoba sudah ketakutan. Padahal sebenarnya ketika mereka masuk kita tidak akan lepas tangan, kita selalu adakan pendampingan," kata Bambang.

SLBN 3 Jakarta yang berlokasi di sekitar Tanah Abang, Jakarta Pusat, mencakup Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).

Jumlah murid sekolah itu total 178 orang dan pengajarnya 33 orang.

Sekolah saat ini berharap bisa mendapat tenaga pengajar keterampilan profesional karena selama ini guru keterampilan sekolah mempelajari materi keterampilan khusus secara otodidak atau mengikuti kursus sendiri.

Baca juga: Lifya, potret kegigihan guru pendidikan luar biasa

Baca juga: Pria Korsel ini jadi relawan guru di SLB Jambi

Pewarta: Virna P Setyorini, Pamela Sakina
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019