Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego menilai pertemuan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan sejumlah tokoh pemimpin bangsa hanya silaturahmi biasa yang wajar dilakukan saat Lebaran.
"Tetapi memang kalau biasanya tidak dilakukan (silaturahmi Wapres ke tokoh nasional), lantas tahun ini diadakan, maka akan mengundang tanda tanya," kata Indria, di Jakarta, Senin.
Menurut Indria, masyarakat berhak menilai makna dari pertemuan tersebut dan mengapa baru dilaksanakan saat ini. Hanya saja, katanya menegaskan, kegiatan yang dilakukan Wakil Presiden (Wapres) hanya silaturahmi biasa tanpa muatan politik. Untuk itu, ujarnya, silaturahmi Wapres tidak perlu dipolitisasi.
"Dalam minggu Lebaran ini, wajar jika diwarnai acara silaturahmi, baik itu dilakukan oleh orang biasa maupun tokoh politik. Tetapi memang boleh saja orang menduga atau ada interpretasi lain terhadap itu," katanya.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Firman Subagyo mengharapkan forum silaturahmi sesama pemimpin bangsa seperti yang dilakukan Jusuf Kalla dengan para mantan presiden dan wapres tidak dipolitisir, namun justru dibudayakan dan dilestarikan.
"Silaturahmi sesama pemimpin bangsa adalah sangat positif apalagi dalam suasana Idul Fitri, hal tersebut patut dibudayakan dan dilestarikan," kata Koordinator Bidang Kesra DPP Partai Golkar Firman Subagyo di Makassar.
Pernyataan Firman ini membantah anggapan yang menilai silaturahmi yang dilakukan Wapres Kalla dengan para mantan presiden dan mantan wapres sebagai sebuah "silaturahmi politik" menjelang Pemilihan Presiden 2009.
Pada hari pertama dan kedua Idul Fitri 1428 H, Wapres Jusuf Kalla melakukan silaturahmi dengan mengunjungi tiga mantan presiden, yakni Megawati Sukarnoputri, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan BJ Habibie.
Kemudian pada hari kedua, Wapres Jusuf Kalla mengunjungi mantan Presiden HM Soeharto, mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung, mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Wapres Hamzah Haz dan Gubernur DKI Fauzi Bowo. (*)
Copyright © ANTARA 2007