Batam (ANTARA News) - Singapore Airlines (SIA) menerima pesawat jet superjumbo Airbus A-380 perdana setelah penyerahan tertunda selama 18 bulan akibat terhambat masalah teknis. Serah-terima simbolis antara kedua pemimpin perusahaan berlangsung di markas Airbus di Toullose, Perancis selatan, Senin, kata ChannelNews Asia, mengutip AFP. A-380 dengan panjang badan 73 meter, terdiri dari dua lantai/dek, berkapasitas total 853 penumpang di semua kelas. Ruangnya 50 persen lebih besar daripada Boeing 747-400 jumbo, dan serah terima kepada SIA mendahului proyek pesaingnya dari AS, Boeing 787 Dreamliner yang sudah beberapa bulan tertunda. SIA memesan A-380 dengan konfigurasi 470 tempat duduk yang lebih lapang untuk kelas utama dan bisnis serta tambahan tempat sandaran kaki untuk penumpang kelas ekonomi. Dijadwalkan dari Prancis, A-380, diterbangkan ke Singapura, Selasa pekan ini. Pada 25 Oktober pesawat tersebut terbang perdana dengan membawa penumpang dari Singapura ke Sydney, Australia, dan Minggu, 28 Oktober, memulai penerbangan reguler di rute tersebut. Di Jakarta, perwakilan SIA sebulan silam mengumumkan, A-380 akan menggantikan jumbo jet Boeing 734-400 pada penerbangan harian pulang pergi di jalur Singapura-Sydney Pesawat baru ini akan beroperasi dengan kode SQ221, berangkat dari Singapura pada malam hari dan tiba di Sydney pada pagi harinya. Kemudian akan kembali ke Singapura dengan kode penerbangan SQ220 dan tiba siang harinya. Airbus telah mendapat 180 pesanan dan menerima pernyataan minat beli dari 16 maskapai penerbangan. Perusahaan tersebut harus melipatgandakan penjualan sampai 420 buah sebelum memperoleh keuntungan dari proyek pesawat jet superjumbo A-380 yang diluncurkan tahun 2000. Airbus menyatakan A-380 mampu menekan biaya dan tingkat gas buang per penumpang selain mengurangi tingkat kebisingan pada saat tinggal landas maupun mendarat. Pesawat superjumbo itu diharapkan akan menghubungkan perjalanan jauh ke bandara-bandara dan kota besar seperti Dubai, Doha, Johannesburg, London, New York, Sydney dan Tokyo. (*)
Copyright © ANTARA 2007