Presiden waspadai berdirinya pabrik-pabrik gula baru yang indikasinya hanya kedok untuk impor gula mentah
Jakarta, (ANTARA) - Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menyampaikan kepada pemerintah untuk mewaspadai penyamaran pembangunan pabrik untuk pemrosesan gula impor.
"Presiden waspadai berdirinya pabrik-pabrik gula baru yang indikasinya hanya kedok untuk impor gula mentah," kata Ketua Dewan Pembina APTRI Arum Sabil usai diterima Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa.
Menurut Arum, dirinya menduga banyak pendirian pabrik gula baru namun hanya sebagai samaran untuk pemrosesan gula mentah dari luar negeri.
Dia juga menyampaikan kepada Presiden indikasi mafia impor gula di Tanah Air.
"Bahkan 'fee'nya dan indikasinya berapa, sudah saya sampaikan ke Presiden," tegas Arum.
Dia menyampaikan agar izin impor dengan alasan memenuhi kapasitas menganggur (idle capacity) dapat diberikan kepada pabrik-pabrik gula yang mengambil tebu dari petani atau yang dikelola negara.
"Karena pabrik gula ini harus didorong produktivitasnya dari tebu dalam negeri," jelas Arum.
Selain itu, APTRI juga menyampaikan kepada Presiden pentingnya menentukan Harga Pokok Pembelian gula untuk menyelamatkan petani tebu dan harga di konsumen.
Pemerintah membentuk tim independen yang akan diisi oleh akademisi, pakar pertanian hingga peneliti untuk menentukan harga tersebut.
Baca juga: DPR dorong revitalisasi pabrik gula untuk kurangi impor
Baca juga: Pemerintah perlu benahi sengkarut tata niaga impor pangan
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019