Bantuan perahu ini kami serahkan kepada komunitas, bukan perorangan, kami harapakan bantuan ini dapat membantu meberdayakan perekonomian nelayan setempat
Serang (ANTARA) - Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) menyalurkan 10 perahu untuk masyarakat terdampak tsunami Selat Sunda di Pelabuhan Cinangka, Serang, Banten pada Selasa.
"Bantuan perahu ini kami serahkan kepada komunitas, bukan perorangan, kami harapakan bantuan ini dapat membantu meberdayakan perekonomian nelayan setempat," kata Direktur Program Kebencanaan dan Pengembangan Masyarakat ACT Sri Eddy Kuncoro.
Rencanaya ACT akan menyalurkan 100 kapal nelayan berbahan fiber di beberapa desa nelayan yang terdampak tsunami Selat Sunda.
"Ini tahap pertama bantuan perahu, kami targetkan ada 100 perahu di beberapa kecamatan seperti di Cinangka, Sumur dan Labuan," kata dia.
Menurut Eddy, diperkirakan ada sekitar 400 kapal nelayan yang rusak akibat tsunami Selat Sunda. Bagi nelayan, perahu adalah kehidupan mereka, sarana vital untuk roda perekonomian dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
"Oleh karena itu, ACT melihat penyediaan sarana produksi perahu serta alat tangkap ini sebagai upaya strategis untuk memulihkan kondisi perekonomian nelayan. InsyaAllah dampak bantuan ini jangka panjang untuk kehidupan para nelayan di sini," ujar Eddy.
Tak hanya pemeberian perahu, para nelayan juga diberikan pendampingan untuk program-program pemberdayaan ekonomi.
Program-program tersebut berasal dari inisiasi masyarakat sehingga mereka akan suka rela menjalankan program-program tersebut.
Perwakilan nelayan Kecamatan Cinangka, Hamdani merasa bersyukur ada pihak-pihak yang mau memberikan bantuan terutama pengadaan perahu. Dia berharap bantuan tidak hanya sebatas perahu, terapi juga teknologi yang dapat mereka gunakan untuk menangkap ikan.
"Sekarang keadaan banyak ketidakpastian, kami biasanya selalu mengandalkan gunung dan mercusuar untuk mencari ikan kakap. Kalau sudah kabut kami sudah tidak bisa mencari ikan. Kami harap ada bantuan seperti GPS agar kami bisa punya tangkapan yang lebih banyak," kata dia.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019