Bursa China berbalik menguat, Indeks Komposit Shanghai ditutup naik 0,88 persen

Beijing (ANTARA) - Saham-saham Bursa China ditutup lebih tinggi pada perdagangan Selasa, setelah pemerintah berjanji akan memotong pajak dan meningkatkan investasi infrastruktur untuk mendukung perekonomian.

Indeks Komposit Shanghai yang dibuka melemah, berbalik arah menjadi berakhir naik 0,88 persen pada 3.054,25 poin. Indeks Komponen Shenzhen yang melacak saham-saham di bursa kedua China ditutup menguat naik 2,25 persen menjadi 9.595,74 poin.

Volume perdagangan gabungan dari kedua indeks mencapai 896,6 miliar yuan (sekitar 133,82 miliar dolar AS), menyusut dari 1,05 triliun yuan pada hari perdagangan sebelumnya.

Sebagian besar saham menguat, dengan jumlah saham naik lebih banyak daripada yang turun, sebanyak 1.229 terhadap 191 di bursa Shanghai dan 1.932 terhadap 166 di bursa Shenzhen.

Pembalikan harga saham atau rebound terjadi setelah pemerintah berjanji akan mengurangi beban pajak dan kontribusi asuransi sosial perusahaan hampir 2 triliun yuan tahun ini.

Pemerintah akan memperluas investasi yang efektif, mempercepat implementasi sejumlah proyek utama, menurut laporan kerja pemerintah yang disampaikan oleh Perdana Menteri Li Keqiang pada Selasa pagi pada pertemuan pembukaan sesi legislatif tahunan.

Sekitar 800 miliar yuan akan diinvestasikan dalam pembangun jalur rel kereta api, serta 1,8 triliun yuan dalam proyek pembangunan jalan dan waterway tahun ini, kata Li.

Indeks ChiNext yang melacak saham-saham perusahaan sedang berkembang di papan bergaya NASDAQ China, bertambah naik 3,51 persen menjadi ditutup pada 1.676,57 poin.

Saham-saham sektor TI dan terkait komputer memimpin kenaikan, dengan sub-indeks untuk layanan TI melonjak 6,88 persen serta untuk komputer dan peralatan terkait naik 5,93 persen.

Namun demikian, sektor perbankan beringsut lebih rendah. Saham Industrial and Commercial Bank of China turun 0,68 persen menjadi 5,82 yuan dan Agricultural Bank of China turun 0,78 persen menjadi 3,84 yuan per saham. Demikian laporan yang dikutip Xinhua.