Jakarta (ANTARA) - Indonesia akan mengekspor sebanyak 16 kargo gas alam cair atau LNG per tahun ke Singapura terhitung mulai pada tahun 2020 mendatang
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Djoko Siswanto di Jakarta, Selasa, mengatakan ekspor tersebut merupakan hasil lelang BP Berau, yang berasal dari Train-3 Kilang LNG Tangguh.
"Jumat kemarin dapat persetujuan pemerintah, karena harganya bagus kalau tidak salah 12,33 persen dari Japan Crude Cocktail (JCC), nanti saya cek lagi," kata Djoko usai membuka acara pertemuan trilateral antara Indonesia, Jepang dan Amerika Serikat.
Lebih lanjut, ia menjelaskan kontrak menyebutkan ada total sebanyak 84 kargo selama periode lima tahun, kemudian segera dimulai mengirim empat kargo, selanjutnya tiap tahun akan mengirim 16 kargo sampai 2025.
Proyek Train-3 Kilang Tangguh sendiri memiliki nilai investasi sebesar 8 miliar dolar AS, dan diperkirakan mampu menghasilkan gas sebesar 700 mmscfd.
Pemerintah Indonesia sedang menjajaki kerja sama pengembangan bisnis LNG dengan pemerintah Amerika Serikat dan Jepang untuk ketahanan energi nasional masing-masing negara.
“Ada banyak kemungkinan kerja sama dalam forum pertemuan tiga negara kali ini, diantaranya pengembangan teknologi, dan perdagangan ekspor-impor LNG,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam kesempatan yang sama.
Dwi juga menjelaskan bahwa potensi pasar Indonesia untuk LNG masih terbuka lebar, sehingga banyak peluang bisnis yang akan digarap jika berinvestasi di Indonesia.
Indonesia memiliki tiga hal fokus utama terkait LNG, pertama akan mengembangkan sumber daya alam yang ada, dalam hal ini eksplorasi akan lebih ditingkatkan. Kedua adalah mengenai pasokan LNG, dengan mengembangkan infrastruktur LNG yang ada maka peningkatan produksi akan ditingkatkan targetnya.
Ketiga adalah manajemen ekonomi berbasis LNG yang akan dikelola lebih baik, konteks manajemen ekonomi tentunya mengefisiensikan kebijakan yang diharapkan dapat lebih mudah serta menarik bagi investor.
Sementara itu, perwakilan kedutaan besar Amerika Serikat untuk Indonesia Heather Variava mengatakan bahwa AS memiliki cadangan LNG yang besar serta mampu mengembangkan teknologi produksi LNG.
“Kami memiliki pengalaman dalam pengolahan LNG, serta pengembangan teknologi yang saya kira cukup mumpuni. Ke depan dengan Indonesia hal seperti ini akan bisa menjadi kerja sama yang saling menguntungkan,” kata Heather.
Baca juga: Pemerintah tawarkan 40 kargo LNG kepada AS-Jepang
Baca juga: Indonesia jajaki kerja sama pengembangan bisnis LNG dengan Amerika dan Jepang
Pewarta: Afut Nusyirwan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019