Baghdad (ANTARA News) - Pemimpin puncak Syiah dari anggota koalisi berkuasa Irak pada Minggu menyerukan agar semua pasukan asing ditarik dari negara dan menolak kemungkinan pangkalan militer permanen. "Kami bekerja bukan untuk pengadaan pangkalan untuk pasukan asing di tanah Irak," kata Ammar Hakim, seorang pemimpin berpengaruh dalam Dewan Islam Tertinggi Irak (SIIC) seperti dikutip IINA. Dalam pertemuan untuk merayakan Idul Fitri, ia menyerukan pasukan AS agar lebih hati-hati dalam menggunakan pasukan mereka menyusul serangan udara baru-baru ini yang menewaskan warga sipil di sebuah desa Syiah di bagian utara Baghdad dan sebuah kawasan Sunni di timurlaut ibukota Irak. "Kami sedang bekerja untuk masuk ke dalam suatu kesepakatan keamanan dengan komunitas internasional guna menjamin agar Irak memperoleh kembali kedaulatannya secara penuh. Hakim adalah putra pemimpin SIIC Abdul Aziz Al-Hakim dan telah memainkan peranan penting dalam beberapa bulan terakhir saat ayahnya sembuh dari penyakit kanker. SIIC merupakan salah satu partai terbesar dalam parlemen Irak dan pendukung kunci Perdana Menteri Nuri Al-Maliki. "Kami menyampaikan duka cita mendalam atas terbunuhnya warga sipil oleh pasukan multinasional sebagaimana terjadi Al-Jayzani dan beberapa kawasan lainnya. Kami menginginkan mereka lebih hati-hati dalam memperlakukan warga sipil," ujar Hakim. Gencarnya serangan udara AS delapan hari lalu di desa Jayzani, 30 mil dari utara Baghdad, menewaskan 25 orang. Para komandan AS mengatakan, para korban adalah gerilyawan yang memiliki jaringan dengan Iran, namun para pejabat Irak mengatakan bahwa para korban itu termasuk enam wanita dan sembilan anak-anak. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007