Dalam jangka menengah, proyek kerja sama dalam kerangka IA-CEPA memprioritaskan pembangunan kapasitas sumber daya manusia Indonesia melalui program pendidikan vokasi...
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa dengan penandatangan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) kedua negara, khususnya Indonesia dapat mengakses bahan baku dasar atau penolong produksi yang lebih murah dan berkualitas untuk kemudian diekspor ke negara lainnnya.
Adapun komoditas impor Indonesia dari Australia, mayoritas merupakan bahan baku atau bahan penolong industri, seperti gandum, batu bara, bijih besi, alumunium, seng, gula mentah, susu dan krim yang diolah untuk menghasilkan produk jadi dengan nilai tambah tinggi.
"Dalam jangka menengah, proyek kerja sama dalam kerangka IA-CEPA memprioritaskan pembangunan kapasitas sumber daya manusia Indonesia melalui program pendidikan vokasi, kemudian pelaksanaan kegiatan promosi dan inovasi untuk meningkatkan standar dan daya saing," kata Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.
Menurut Menperin, IA-CEPA juga akan memberdayakan industri baik skala besar, berbasis teknologi tinggi, maupun yang kecil dan menengah termasuk pengembangan sektor kreatif dan e-commerce.
Keuntungan IA-CEPA bagi Indonesia, di antaranya preferensi ketentuan asal barang yang lebih baik, peningkatan standar profesi Indonesia yang akan dimulai dengan mutual recognition di sektor engineering, serta kepastian dan jaminan hukum bagi perusahaan Australia untuk berinvestasi di
Indonesia.
Menperin menyampaikan Australia merupakan salah satu mitra dagang penting dan potensial bagi Indonesia.
Selain itu, Australia merupakan negara tujuan ekspor nonmigas ke-17 dan negara sumber impor non-migas ke-8 bagi Indonesia. Total perdagangan bilateral pada tahun 2018 sebesar 8,6 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia tercatat senilai 2,8 milliar dolar AS.
Produk ekspor utama Indonesia ke Australia pada tahun 2018, di antaranya petroleum sebesar 636,7 juta dolar AS, kayu dan furnitur 214,9 juta dolar AS, panel LCD, LED, dan panel display lainnya 100,7 juta dolar AS, alas kaki 96,9 juta dolar AS, dan ban 61,7 juta dolar AS.
Investasi Australia di Indonesia pada 2018 mencapai 597,4 juta dolar AS dengan 635 proyek terdiri lebih dari 400 perusahaan Australia yang beroperasi di berbagai sektor seperti pertambangan, pertanian, infrastruktur, keuangan, kesehatan, makanan, minuman dan transportasi.
Baca juga: Tarif impor gula rafinasi turun, pasca-penandatangan Indonesia-Australia CEPA
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019