Euro khususnya tetap goyah menjelang pertemuan ECB pada Kamis (7/3/2019)

Tokyo (ANTARA) - Kurs dolar AS bertahan di dekat tingkat tertinggi dua minggu terhadap mata uang utama saingannya pada perdagangan Selasa, didukung oleh ekonomi yang kuat dan pelemahan euro menjelang pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB).

Imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi membuat tawaran dolar AS tetap baik, dan meskipun suku bunga turun dari tingkat tertinggi semalam, para pedagang bertaruh greenback lebih menarik daripada beberapa mata uang lainnya.

Euro khususnya tetap goyah menjelang pertemuan ECB pada Kamis (7/3/2019). ECB menghadapi tekanan yang meningkat untuk mengatasi bagaimana melindungi ekonomi zona euro dari perlambatan yang berkepanjangan.

Sebaliknya, dikutip dari Reuters, dolar AS telah menikmati beberapa dukungan dari imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi, karena data termasuk produk domestik bruto kuartal keempat, meredakan kekhawatiran potensi kerugian cepat dalam momentum ekonomi.

Indeks dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya berada di 96,668 setelah mencapai setinggi 96,816 hari sebelumnya, yang terkuat sejak 19 Februari.

Meskipun imbal hasil obligasi 10-tahun AS yang dijadikan acuan turun kembali dari tertinggi yang terlihat pada akhir Januari, permintaan mendasar untuk dolar AS tetap kuat sebagai tanda kepercayaan atas prospek ekonomi.

Euro sedikit berubah pada 1,1337 dolar AS setelah merosot 0,25 persen pada hari sebelumnya, ketika menyentuh level terendah 11-hari di 1,1309 dolar AS.

Sementara dolar AS menguat terhadap euro, dolar AS berada pada posisi defensif terhadap yen karena penghindaran risiko di pasar ekuitas mendukung mata uang Jepang. Indeks utama Wall Street jatuh pada perdagangan Senin (4/3/2019).

"Dolar menguat, saham jatuh dan obligasi AS naik di pasar yang lebih luas, dan kami terikat untuk melihat dolar menguat terhadap beberapa mata uang, sementara tergelincir terhadap yang lain dalam situasi seperti itu," kata Shin Kadota, ahli strategi senior di Barclays.

Dolar AS secara efektif datar di 111,81 yen setelah turun 0,15 persen pada Selasa. Yen sering menarik tawaran pada saat terjadi volatilitas pasar dan ketegangan politik.

"Pertemuan ECB tidak mungkin memberikan kejutan besar, tetapi euro menjadi sangat tertekan karena bank sentral, setelah semua, diperkirakan menyerang nada dovish," kata Kadota di Barclays.

Dolar Australia hampir datar di 0,7089 setelah mengumpulkan kenaikan 0,2 persen semalam karena ekspektasi berkurangnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China.

Aussie menunjukkan reaksi terbatas terhadap serangkaian pernyataan yang dirilis pada pembukaan pertemuan tahunan parlemen China pada Selasa pagi. Mata uang ini peka terhadap perkembangan di China, mitra dagang utama Australia.

Fokus langsung adalah pada hasil pertemuan kebijakan Reserve Bank of Australia (RBA) Maret pada Selasa.

Dolar Australia telah mendapat pukulan besar bulan lalu setelah RBA mundur dari bias pengetatan yang telah berlangsung lama, mengatakan langkah selanjutnya dalam suku bunga bisa saja turun atau naik.

Baca juga: Dolar AS menguat didorong optimisme perdagangan AS-China
Baca juga: Rupiah lanjutkan pelemahan, kini Rp14.153 per dolar

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019