Makassar (ANTARA News) - Dua orang personel TNI yang sedang berlibur lebaran di Bantaeng, Sulawesi Selatan, dilaporkan menderita luka-luka akibat dianiaya sekelompok oknum polisi disaksikan Kapolres Bantaeng, AKBP Ipa Salashi, Minggu, sehingga kawasan Bantaeng jadi mencekam. Kedua korban masing-masing bernama Pratu Asdi, anggota Batalyon Infanteri 700 Raider Makassar, dan Serka Arief, anggota Kesdam VII/Wirabuana, yang berlibur di kampung halamannya di Dusun Tasaya, Desa Bontosunggu, Kecamatan Bisapu, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Wartawan ANTARA News dari Bantaeng melaporkan bahwa pada Minggu malam, Asdi sampai saat ini masih dirawat intensif di Rumah Sakit Umum (RSU) Bantaeng karena luka-luka serius di bagian mata, kening, mulut dan kaki, serta menurut rencana akan dirujuk ke RS TNI Pelamonia di Makassar, sedangkan Serka Arief hanya berobat jalan. Suasana di ibukota Kabupaten Bantaeng, sekitar 100 kilometer Selatan Makassar, mencekam karena dikhawatirkan terjadi aksi balas dendam dari oknum-oknum anggota TNI. Para anggota polisi di kota itu dilaporkan tidak berani keluar asrama atau rumah mereka sendirian, apalagi dengan menggunakan atribut atau kendaraan polisi. Kapolwil Bone, Kombes Pol Heru Purnomo, Minggu petang mengunjungi Bantaeng untuk melakukan pertemuan dengan Kapolres setempat dan Dandim 1410/Bantaeng, Letkol Eko Prihanti, dan dihadiri Komandan Kompi Senapan 8C Yon Raider Makassar, Kapten Inf Rangkuti. Namun, para pimpinan wilayah Polri dan TNI itu tidak memberikan keterangan rinci kepada wartawan terkait kasus tersebut, kecuali meminta semua pihak untuk menahan diri dari tindakan main hakim sendiri, karena kasus tersebut akan diusut tuntas secara hukum. Peristiwa pengeroyokan personel TNI oleh anggota Polres Bantaeng yang disaksikan Kapolres, AKBP Ipa Salashi, dilaporkan sejumlah saksi mata itu berawal dari laporan Bripda Indra Gunawan, anggota Polres Bantaeng bahwa dirinya dianiaya oleh oknum anggota TNI di Pasar Bantaeng pada hari Sabtu (13/10) yang menyebabkannya mengalami luka di bagian paha. Atas laporan itu, sekelompok anggota Polres Bantaeng di bawah pimpinan Kapolres Bantaeng, AKBP Ipa Salashi, mencari Rusdianto yang diduga sebagai pelaku di kediamannya di Desa Bontosunggu. Namun, mereka saat tiba di rumah Rusdianto, ternyata yang bersangkutan tidak ada di tempat kecuali kakaknya bernama Serka Arief, anggota Kesdam VII/Wirabuana. Anggota Polres Bantaeng itu kemudian menganiaya Arief sampai mengalami luka-luka. Sekelompok anggota polisi yang dipimpin Kapolresnya itu, kemudian mendatangi lagi rumah Pratu Asdi dan melakukan penganiayaan hingga yang bersangkutan mengalami luka-luka serius. Asdi kemudian dinaikkan ke mobil patroli polisi dan membawanya ke pasar untuk olah TKP pada Minggu dinihari tersebut. Kapolwil Bone maupun Dandim Bantaeng belum bersedia memberikan keterangan rinci mengenai hasil olah TKP itu, dan sebab musabab peristiwa tersebut. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007