Timika (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mimika, Papua, mengharapkan program tol laut 2019 segera terealisasi.

Sekretaris Disperindag Mimika Inocentius Yoga Pribadi di Timika, Selasa, mengatakan, program tol laut 2019 belum terealisasi karena keterlambatan proses penentuan pemenang lelang di Jakarta.

"Kami mendapat informasi bahwa PT Pelni ditunjuk lagi untuk menangani program tol laut ke Timika karena mereka sudah memiliki tambahan armada kapal. Kami berharap ini segera direalisasikan mengingat program tol laut ini sangat membantu masyarakat untuk mendapatkan harga barang kebutuhan pokok dan barang penting lain dengan harga yang terjangkau," kata Yoga.

Ia menjelaskan pada 2016-2017, program tol laut ke Timika (Pelabuhan Paumako) ditangani oleh PT Pelni. Kehadiran kapal tol laut saat itu dengan rute sebulan sekali dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya cukup efektif menekan disparitas harga yang tinggi antara Pulau Jawa dengan Papua karena pemerintah memberikan subsidi biaya ekspedisi barang.

Namun rute pelayaran kapal yang memakan waktu satu bulan bahkan lebih dari Surabaya ke Timika itu mendapat keluhan dari para pengusaha 'gerai maritim' lantaran produk yang mereka kirim terlambat tiba di Timika.

Selanjutnya pada 2018, Kementerian Perhubungan menunjuk PT Tempur Emas (Temas), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan kapal ekspedisi barang untuk menangani program tol laut ke Timika.

"Harapan pengusaha saat itu bahwa program tol laut semakin lebih baik karena Temas memiliki banyak kapal. Dalam kenyataan tidak demikian karena perusahaan EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) di Surabaya ikut bermain. Pengusaha gerai maritim yang biasanya menggunakan jasa tol laut justru dikenakan tarif ekspedisi dengan harga komersial. Bahkan subsidi tol laut justru diberikan kepada pengusaha lain," jelas Yoga.

Menurut dia, dua pengusaha gerai maritim di Timika yang selalu menggunakan jasa tol laut yaitu Usaha Dagang Senja Indah dan Usaha Dagang Mulia Jaya.
Kedua pengusaha itu masih tercatat sebagai pengguna jasa tol laut ke Timika dengan jenis barang yang dipasok sebagian besar berupa daging ayam beku, daging sapi beku dan berbagai jenis barang kebutuhan pokok lainnya.

Yoga mengatakan siapapun yang ditunjuk atau dipercaya mengelola program tol laut ke Timika diharapkan tidak mempermainkan tarif subsidi angkutan laut yang telah dikucurkan pemerintah.
"Mau siapapun yang kelola tol laut apakah Pelni atau perusahaan swasta tidak jadi soal. Yang penting pengusaha benar-benar menikmati harga subsidi angkutan laut sehingga hal itu akan berdampak langsung terhadap harga kebutuhan pokok masyarakat di Timika. Selain itu, diharapkan jadwal kapal tol laut juga lebih lancar minimal dua minggu sekali dari Surabaya ke Timika sehingga penyaluran barang kebutuhan pokok yang murah ke pasar tidak sampai terhambat," kata Yoga.

Disperindag Mimika juga mendorong para pengusaha setempat agar memanfaatkan jasa program tol laut untuk memasarkan hasil bumi, hasil perikanan dan hasil hutan ke luar Papua.
Sejauh ini baru satu pengusaha dari Timika yaitu Usaha Dagang Putri Desi yang rutin mengirim aneka jenis ikan dari Timika menggunakan jasa tol laut ke Surabaya.

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019