Wakil Presiden RI Jusuf Kalla berharap Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dapat menjalin kerja sama dengan negara Islam lain dalam menyalurkan zakat untuk ibadahnya.

"Kami berharap Baznas bisa mewadahi ibadah orang Islam dari negara lain," kata Jusuf Kalla (JK) di sela acara pembukaan Rakornas Zakat 2019 yang bertema "Optimalisasi Pengelolaan Zakat Untuk Mengentaskan Kemiskinan dan Meningkatkan Kesejahteraan Menuju Indonesia Pusat Ekonomi Islam Dunia", di Pendapi Gedhe Solo, Senin malam.

Menurut JK Baznas bisa melaksanakan kerja sama dengan lembaga-lembaga zakat dari luar negeri. Mereka banyak ingin kerja sama dari seperti dari Negara Kuwait, dan Qatar, serta yayasan-yayasan yang ingin membangun masjid, pondok pesntren, sekolah dan institut.

"Saya tanya kepada mereka dari mana sumber dananya, dari zakat orang-orang Kuwait, dan Malaysia. Hal ini karena negara mereka hampir tidak ada lagi orang miskin, sehingga sesuai aturan penerimaan zakat," kata JK.

Menurut JK mereka akhirnya membawa zakatnya ke luar negara mereka kepada orang yang kurang mampu. Kerja masa itu, bisa disalurkan karena zakat tidak mempunyai batas negara.
"Selama mereka Islam silahkan ," kata Wapres.

Oleh karena itu, Baznas juga bisa bekerja sama dengan lembaga di luar negeri atau negara Islam yang mampu seperti Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA) Turki.

Menurut JK di negara tersebut lembaga-lembaga mau menyalurkan zakatnya, maka mereka bisa diajak kerja sama di Indonesia. Indonesia masih ada 25 juta orang miskin atau sekitar 9,8 persen dari jumlah penduduknya.

"Saya dua minggu lalu telah meresmikan lembaga pendidikan yang besar. Saya sempat terkejut melihatnya. Pendirian lembaga pendidikan itu, zakat dari dua orang warga Negara Qatar," katanya.

Wapres mengatakan peran penting Baznas dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat ekonomi Islam dunia jika sistem ekonominya syariah dan kepercayaan. Misalnya, orang menyimpan uangnya di Indonesia disalurkan lewat sistem syariah.

"Peran penting zakat tentu untuk menanggulangi kemiskinan. Zakat itu, untuk fakir miskin, dan lainnya bagi mereka yang membutuhkan. Yang perlu sekarang bagaimana meningkatkan zakat, bagaimana pengelolaan secara terbuka, dan diketahui orang manfaatnya," katanya.

Baca juga: Baznas targetkan dana zakat terhimpun Rp9 triliun di 2019

Baca juga: Akankah zakat kurangi kewajiban pajak penghasilan?


Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019