Anggaran yang kami gunakan untuk membangun jembatan ini bersumber dari Dana Desa. Mengapa kami bangun jembatan, karena tingkat kesulitan di Kampung Enggros cukup tinggi
Jayapura (ANTARA) - Pemerintahan Kampung Enggros, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua menggunakan sebagian Dana Desa yang dikucurkan ke daerah itu untuk membangun jembatan mengelilingi kampung tersebut.
Kepala Kampung Enggros, Orgenes Meraudje di Jayapura, Senin, mengatakan jembatan yang dibangun itu panjangnya sekitar 900 meter, sedangkan pembangunan yang sudah diselesaikan sekitar 400 meter. Pembangunan jembatan itu dimulai sejak 2018.
"Anggaran yang kami gunakan untuk membangun jembatan ini bersumber dari Dana Desa. Mengapa kami bangun jembatan, karena tingkat kesulitan di Kampung Enggros cukup tinggi," katanya.
Ia menjelaskan kelanjutan pembangunan jembatan tersebut akan terus melibatkan masyarakat kampung atau secara swakelola, karena secara tidak langsung masyarakat membantu pemerintahan kampung untuk membangun daerahnya.
Orgenes tidak menyebutkan jumlah total Dana Desa untuk membangun jembatan yang mengelilingi kampung tersebut.
Namun ia menyebutkan jumlah total dana desa yang diterima setiap tahun Rp1 miliar.
"Tahun ini sisa pembangunan jembatan ini akan diselesaikan dengan tetap melibatkan masyarakat kampung/swakelola. Kami akan mencoba untuk memulai itu," katanya.
Ia menjelaskan pelibatan masyarakat dalam pembangunan jembatan itu ternyata memuaskan dan menghemat pembiayaan.
Masyarakat, disebut dia, bekerja dengan baik, mereka bisa bekerja dengan cepat dan rapi.
"Masyarakat bekerja dengan sangat baik sekali, mereka cor tiang pancang beton dengan baik, mereka tanam tiang pancang itu dengan baik, mengait kayu dengan kawat dan kemudian di paku, sampai bisa memaku papan jembatan, masyarakat kampung yang kerja semuanya," ujarnya.
Ia menambahkan tiang jembatan itu dari besi beton yang dicor kemudian ditanam di laut/di atas air, kemudian kayu balok di atasnya diikat dengan kawat lalu dipaku, kemudian di atasnya dialas dengan papan yang dipaku.
Pewarta: Musa Abubar
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019