Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan terharu mendapat curahan hati dari banyak tamu, dalam acara silaturahmi Lebaran di kediamannya, di Kompleks Perumahan Puri Cikeas Indah, Kabupaten Bogor, Minggu. Ada guru bantu yang mengadu belum diangkat, penyandang cacat yang ingin mendapat kaki palsu, juga orang tua yang minta bantuan biaya pengobatan. Ada juga anak yang mengaku tidak punya orang tua dan tinggal di masjid. "Ini kita cek langsung apakah benar demikian, kalau ya kita serahkan dia ke panti asuhan," kata Presiden kepada wartawan yang meliput kegiatan tersebut. Bahkan saat salaman ada tamu yang mengucapkan "Bagi duit dong Pak". "Saya bilang ke sana ada sekretaris yang nanti mengurusi memenuhi permintaan kamu," kata Presiden. Selain itu, ada beberapa tamu yang menyampaikan surat tertutup kepada Presiden yang kemudian dikumpulkan oleh staf presiden. Muhammad Sainan Sahara (30 tahun), warga Ciujung Timur, Kecamatan Rangkas Bitung, Kabupaten Lebak, mengaku menulis dalam surat yang disampaikan kepada Kepala Negara mengenai pesan moral. "Saya minta Presiden untuk terus bekerja keras memimpin negeri ini. Dari tahun ke tahun sudah banyak kemajuan, tapi saya menekankan perlunya langkah konkrit untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Muhammad Sainan yang berprofesi guru ngaji ini kepada wartawan. Setelah melalui antrian cukup panjang dan ditimpa terik matahari, ribuan masyarakat yang bersilaturahmi ke rumah dinas Kepala Negara akhirnya bisa masuk di kediaman Presiden Yudhoyono, di Perumahan Puri Cikeas Indah, Gunung Putri Bogor, Minggu. Suasana Lebaran begitu kental terlihat melalui pakaian para tamu yang menggunakan kemeja koko, atau batik pada para tamu pria, dan baju kurung bagi tamu wanita. Sejak pukul 07.00 WIB para tamu yang datang dari berbagai wilayah mulai mengalir ke Kompleks Perumahan Cikeas Indah yang dijaga ketat aparat keamanan. Para tamu tua dan muda, dari strata ekonomi bawah dan juga pengusaha, anggota parlemen hingga pejabat, tampak berbaur dan antusias untuk berjabat tangan secara langsung dengan Kepala Negara. Ada juga tamu penyandang cacat, seperti tuna netra, tuna daksa yang datang menggunakan tongkat dan kursi roda, bahkan penderita penyakit lainnya seperti stroke yang dibopong keluarga. Kapasitas halaman rumah Presiden yang terbatas dibanding gairah warga yang terus mengalir ke kediaman Presiden Yudhoyono membuat para tamu itu harus masuk bergantian. Kendati pengamanan cukup ketat dengan memakai detektor logam di pintu masuk, juga larangan membawa tas maupun kamera, tidak menyurutkan niat para tamu untuk bertemu Presiden. Tahun ini memasuki tahun ketiga silaturahmi Kepala Negara dengan masyarakat yang dilaksanakan di Cikeas selain juga di Istana Negara. Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Presiden terhadap warga yang ingin menjalin silahturahmi. Tepat pukul 10.00 WIB, Presiden didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan putranya Edhi Baskoro, serta menantu Anisa Pohan menyalami satu per satu tamu yang datang secara begiliran. Usai bersalaman warga dipersilakan mencicipi makanan yang telah disediakan di tenda tertutup yang dilengkapi alat pendingin udara. Spontanitas warga Meski harus antri sebanyak dua kali, yaitu di depan pintu masuk Puri Cikeas Indah, dan gerbang rumah Presiden, sejumlah warga yang antri sejak pukul 08.00 WIB mengaku senang dapat berjabat tangan langsung dengan Kapala Negara. Anang Suherman (38), warga asal Desa Tanjung Mulia RT 02/07, Sumedang, misalnya datang dari daerah asalnya sejak Kamis (12/10) demi memenuhi hasrat bertemu langsung dengan Kepala Negara. "Sudah dua tahun saya ingin ketemu dengan beliau (Presiden). Tapi baru kali ini kesampaian," kata Anang, salah seorang tamu penderita cacat tubuh. Lain halnya dengan Yanti (35), warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Mengaku ingin melihat langsung Presiden dari dekat yang menurutnya memiliki penampilan yang mempesona. "Saya nggak tahu politik, tapi saya ingin melihat Presiden. Aduh ternyata bersih, cakep, ganteng dan wibawa," kata Yanti dengan logat Betawi, saat memuji habis sosok dan penampilan Sang Presiden. Para tamu yang hadir pada acara "Open House" didominasi para anggota dan kader Partai Demokrat, mulai dari pengurus anak ranting hingga pengurus di Dewan Pemimpin Pusat (DPP). Seragam seperti jaket dan kaos bertuliskan Partai Demokrat tampak banyak dikenakan para tamu. Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Imam Utomo, juga terlihat di panggung bersama dengan Presiden menerima ucapan selamat. Selain itu juga tampak juga anggota DPR Adjie Massaid, Max Sopacua, Ruhut Sitompul, dan Roy Suryo. Ketua DPC Partai Demokrat Kota Bekasi Awing Asmawi, mengaku membawa kader, simpatisan partai serta sejumlah warga yang jumlahnya mencapai sekitar 300 orang untuk menghadiri silaturahmi itu. Di sela-sela menerima tamu, Presiden Yudhoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono menyempatkan diri berfoto bersama dengan para petugas media cetak dan elektronik. Setelah itu, Presiden memberi keterangan pers yang menegaskan bahwa kegiatan seperti ini wajib dilakukan seorang pemimpin. Sehari sebelumnya (13/10) Presiden juga menyelenggarakan "open house" di Istana Negara dan menerima tamu yang diperkirakan sekitar 3.000 orang. "Sekarang di sini (Cikeas) juga jumlahnya cukup banyak. Saya dapat laporan tamu sekita 3.500 orang," kata Presiden semangat. Banyak hikmah yang dipetik dari acara ini. "Sambil ber halal bihalal, mereka (warga) menyampaikan sesuatu dan mendoakan saya supaya tetap tegar, semangat dalam menjalan tugas sebaik-baiknya". Inilah sekelumit kisah "Open House" di kediaman Presiden, di mana banyak spontanitas warga saat bertemu langsung dengan pemimpinnya. Hingga pukul 13.00 WIB para tamu masih berdatangan meski dijadwalkan "open hose" tersebut akan disudahi sekitar pukul 14.00 WIB, dan akan dilanjutkan dengan acara pribadi keluarga Presiden. (*)
Copyright © ANTARA 2007