Singapura (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong, mengatakan bahwa dia sangat berduka atas kematian timpalannya dari Myanmar, Soe Win, yang melewatkan waktu selama beberapa bulan terakhir menjalani perawatan di rumah sakit di Singapura tahun ini. Soe Win, seorang garis keras yang terkenal atas tuduhan mendalangi penyerangan terhadap pemimpin demokrasi Aung San Suu Kyi meninggal pada usia 59 tahun, menurut media resmi Myanmar, Jumat. "Saya sangat sedih mendengar informasi meninggalnya Perdana Menteri Jenderal Soe Win," kata Lee Hsien Loong dalam surat duka citanya kepada pejabat Perdana Menteri (PM) Myanmar, Letnan Jenderal Thein Sein. Kementerian Luar Negeri Singapura mengeluarkan pernyataan itu Sabtu (13/10) malam. Pejabat Keduataan di Singapura mengatakan bahwa Soe Win terbang kembali ke negaranya meninggalkan negara kota itu pada awal Oktober setelah tinggal di Singapura selama tiga atau empat bulan di rumah sakit umum Singapura. Soe Win juga melewatkan beberapa pekan di rumah sakit awal tahun ini, dan dilaporkan menderita leukimia. "Dia berjuang melawan penyakitnya hingga saat terakhir dengan semangat dan ketenangan," kata Menteri Luar Negeri Singapura George Yeo dalam sebuah surat yang dikeluarkan oleh kementeriannya kepada U Nyan Win, timpalannya di Myanmar. Singapura saat ini adalah ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa se-Asia Tenggara (ASEAN). Yeo mengatakan bahwa Soe Win adalah "pendukung kuat atas integrasi ASEAN yang lebih besar". Singapura adalah salah satu mitra ekonomi penting bagi Myanmar. Pernyataan Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa Menteri Senior untuk urusan luar negeri negara itu Balaji Sadasivan menghadiri pemakaman Soe Win pada Minggu. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007