Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terus menyalurkan bantuan berupa material bangunan seperti genting dan asbes untuk 429 bangunan/rumah warga yang rusak diterjang angin kencang pada Jumat (1/3).
Kepala Pelaksana BPBD Tulungagung Soeroto, Minggu menyatakan, bantuan telah disalurkan sejak Sabtu (2/3) atau sehari setelah bencana angin kencang memporak-porandakan 429 bangunan di 15 desa tujuh kecamatan daerah itu.
"Iya, bantuan bertahap sudah kami salurkan," katanya tanpa merinci jumlah genting dan asbes yang disalurkan.
Soeroto secara singkat menyatakan semua korban bencana angin kencang yang telah didata sebagaimana laporan resmi masing-masing desa dipastikan mendapat hak bantuan yang sama.
Tak hanya berupa material bangunan, BPBD dibantu lintas instansi terkait dan masyarakat juga melakukan kerja bakti masal untuk membersihkan rumah dan bangunan yang rusak diterjang angin kencang.
Salah satu lokasi yang masih dilakukan penanganan adalah bangunan ruang kelas di SMPN 1 Gondang yang rusak karena tertimpa pohon tumbang.
Satu regu tim pemadam kebakaran dan dinas PU tampak diterjunkan untuk memotong dan menurunkan batang pohon setinggi 15 meter yang masih menimpa atap sekolah itu.
"Proses normalisasi agak berat karena batang pohon besar dan tinggi. Perlu kehati-hatian agar upaya normalisasi tidak justru merobohkan bangunan sekolah yang memang sudah rapuh," kata salah satu petugas bernama Jito.
Data BPBD Tulungagung, total ada 15 desa yang tersebar di tujuh kecamatan daerah itu yang dilaporkan terdampak bencana angin kencang.
Tujuh kecamatan itu meliputi Kecamatan Sumbergempol (5 desa), Pakel (3 desa), Gondang (3 desa), Ngunut, Boyolangu, Campurdarat dan Kalidawir yang masing-masing satu desa. Kerugian akibat bencana itu ditaksir mencapai Rp200 juta.
Baca juga: Angin kencang terjang belasan desa di Tulungagung
Baca juga: Sejumlah rumah di Tulungagung ambruk diterjang angin
Baca juga: Puting Beliung terjang sejumlah desa di Tulungagung-Blitar
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019