Banda Aceh Aceh, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menyatakan akan tetap melestarikan dan menjaga populasi kuda asal Gayo guna mempertahankan budaya asli yang dimiliki oleh daerah setempat.

"Perkawinan silang dengan kuda dari daerah lainnya seperti Australia penting dilakukan agar banyak kuda-kuda kita yang bisa mengikuti ajang tingkat profesional dan mempertahankan populasi kuda Gayo juga penting," kata Wakil Bupati Aceh Tengah, Firdaus di Takengon, Minggu.

Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela menutup lomba pacuan kuda tradisional Gayo dalam rangka peringatan hari jadi Kota Takengon ke-442 yang berlangsung di Arena pacuan kuda Haji Muhammad Hasan Gayo.

Ia menjelaskan Pemerintah Daerah setempat akan terus mempertahankan populasi dan atraksi pacuan kuda tradisional, dengan joki cilik dan kuda tanpa pelana tetap yang menjadi budaya asli yang memiliki nilai dan daya tarik.

Firdaus mengatakan untuk merawat tradisi tersebut, pihaknya juga akan melibatkan banyak daerah agar berpartisipasi dan menyemarakkan lomba pacuan kuda tradisional yang diselenggarakan di daerah pernghasil kopi arabica terbaik tersebut.

"Kita berharap pacuan kuda tradisional gayo, masuk dalam agenda pariwisata Aceh setiap tahunnya dan juga bisa masuk dalam kalender wisata nasional," katanya.

Menurut dia masuknya pacuan kuda dalam kalender kegiatan akan memberikan dampak positif untuk berbgai sektor ekonomi di Kabupaten Aceh Tengah sebab akan banyak masyarakat yang datang untuk menyaksikan langsung kegiatan tersebut.

"Masuknya pacuan kuda ini dalam agenda pariwisata akan memberikan kesempatan bagi masyarakat di luar Aceh Tengah, Aceh khususnya dan Indonesia umumnya untuk mengatur jadwal berlibur dan melihat langsung atraksi pacuan kuda di Takengon," katanya.

Pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada kontingen dari Kabupaten Gayo Lues dan Bener Meriah yang telah ikut andil bagian dalam lomba pacuan kuda dalam rangka hari Jadi Kota Takengon.

Baca juga: Tradisi Pacuan Kuda a la "Gayo"

Pewarta: M Ifdhal
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019