Jakarta (ANTARA News) - Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengajak masyarakat memaknai Idul Fitri kali ini dengan menumbuhkan kesadaran bahwa ada persoalan bangsa yang lebih besar yang harus dipikirkan daripada sekedar meributkan perbedaan waktu Lebaran.
"Perlu kesadaran umat bahwa ada persoalan pokok yang harus diselesaikan seperti kemelaratan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain," kata Gus Dur di kediamannya di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu.
Sedianya Gus Dur dijadwalkan menjadi pembaca khotbah atau khatib di sholat Idul Fitri di Masjid Al Munawwarah, di depan kediamannya, yang juga diikuti Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir.
Namun, akhirnya tugas menjadi khatib itu tidak jadi dijalankan Gus Dur. Menurut salah seorang santri, Gus Dur Sabtu pagi sempat tidak enak badan sehingga tugas menjadi khatib diberikan ke orang lain.
Menjawab pertanyaan, Ketua Umum Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengatakan ke depan perlu konstruksi baru untuk membenahi bangsa ini, dan ia sendiri telah memiliki konsepnya.
"Ada, tapi saya tidak mau bilang. Nanti saya dibilang kampanye lagi," kata Gus Dur yang beberapa waktu lalu menyatakan siap maju lagi sebagai calon presiden asal ada perintah dari sejumlah ulama senior.
Soetrisno Bachir sepakat dengan Gus Dur. Bahkan, dalam penilaiannya, dalam tiga tahun ini pemerintah jalan di tempat.
"Ini kritik bagi pemerintah," katanya.
Berbagai program pemerintah yang ditujukan untuk mengatasi kemiskinan, katanya, justru cenderung mengarahkan rakyat untuk terus tergantung pada pemerintah, misalnya melalui bantuan tunai langsung.
Soetrisno mengaku khawatir jika dalam sisa masa pemerintahan, yang terjadi bukannya perubahan kebijakan, namun justru diperbanyak
program-program yang populis yang membuat masyarakat makin tergantung.
"Kalau terlalu tergantung pada pemerintah, kita akan terpuruk. Karena itu saya sering mengajak masyarakat untuk lepas dari ketergantungan pada pemerintah," katanya. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007