Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo mengupayakan seluruh puskesmas di wilayahnya memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) supaya limbah medis fasilitas kesehatan itu tidak sampai mengganggu masyarakat sekitar.

Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan Kulon Progo Slamet Riyadi pada Sabtu mengatakan saat ini baru delapan dari 21 puskesmas di Kulon Progo yang memiliki IPAL, termasuk puskesmas di Temon, Panjatan, Galur, Girimulyo, Lendah, Sentolo, Samigaluh, dan Naggulan.

"Setiap tahunnya, ada bantuan pembangunan IPAL dari pemerintah pusat untuk puskesmas. Bantuan Ipal tersebut, kami prioritaskan untuk puskesmas rawat inap," kata Slamet.

Ipal, menurut dia, merupakan kebutuhan krusial bagi fasilitas kesehatan, yang menghasilkan limbah medis dan bahan berbahaya yang memerlukan penanganan tersendiri.

Meski sebenarnya bisa membangun IPAL secara swadaya, ia melanjutkan, selama ini kebanyakan puskesmas belum bisa melaksanakannya karena keterbatasan dana.

"Pembuatan satu unit IPAL sebesar Rp500 juta. Pembangunan ini juga harus lewat proses lelang," ujarnya.

Walau belum semua puskesmas rawat jalan yang ada di Kulon Progo memiliki IPAL, Slamet menjamin, fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut membuang limbah medis sesuai aturan dengan menggandeng pihak ketiga yang ditunjuk Dinas Kesehatan untuk menangani limbah medis puskesmas.

"Kami juga selalu monitoring pengolahan limbah, izinnya harus ada. Bukti dokumen harus ada," katanya.

Puskesmas Wates, yang belum memiliki IPAL, termasuk yang menggunakan jasa pihak ketiga, dalam hal ini PT ARA, untuk menangani limbah medisnya.

Sementara itu, petugas kesehatan lingkungan puskesmas, Wates Adolfina megakui bahwa puskesmas Wates belum memiliki ipal. Meski demikian, puskesmas Wates telah bekerja sama dengan PT.ARA sehingga pengolahan limbah medis sudah diurus pihak ketiga tersebut.?

Petugas kesehatan lingkungan Puskesmas Wates Adolfina menjelaskan petugas puskesmas menyimpan limbah medis cair dalam jerigen-jerigen berkapasitas 20 liter dan limbah medis padat dalam kotak aman berukuran 12,5 liter sebelum membawanya ke tempat penampungan sementara limbah.

"Itu kami kumpulkan di TPS sementara yang ada di sini, lalu setiap sebulan sekali nanti akan diambil PT ARA," katanya.

Baca juga: Polisi buru pembuang limbah medis di bantaran Sungai Ciherang, Purwakarta

Pewarta: Sutarmi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019