Padang Aro, Sumbar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat memperkirakan kerugian materil akibat gempa bumi sekitar Rp25,6 miliar.
"Setelah dilakukan pendataan pasca gempa terdapat 479 unit rumah rusak beserta 15 unit fasilitas umum rusak ringan hingga berat dengan kerugian sekitar Rp25,6 miliar," kata Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria didampingi Sekretaris BPBD Sumardianto, di Padang Aro, Jumat.
Kerugian terbanyak dialami oleh Nagari Sungai Kunyit dan Sungai Kunyit Barat masing-masing mencapai Rp8,4 miliar, kemudian Ranah Pantai Cermian Rp4,1 miliar.
Lalu Nagari Talunan Maju Rp2,6 miliar, Nagari Bidar Alam Rp1,1 miliar, Nagari Lubuk Malako Rp634 juta dan Nagari Talao Rp115 juta.
Hingga Jumat malam tercatat 116 unit rumah rusak berat, 152 rusak sedang dan 211 rusak ringan dan paling banyak di Kecamatan Sangir Balai Janggo.
Selain itu juga ada fasilitas umum yang rusak berupa sekolah tujuh unit, sarana ibadah dan kesehatan masing-masing tiga unit serta kantor pemerintah dan kios pasar masing-masing satu unit.
Dia mengatakan, untuk rumah dengan kerusakan parah akan dibantu oleh Kementerian PUPR dan mereka sudah menurunkan timnya.
"Dirjen Perumahan sudah menerjunkan langsung petugas ke lapangan untuk mendata rumah yang akan dibantu tetapi kalau mereka butuh data kami juga ada," ujarnya.
Ia berterima kasih karena pemerintah pusat memberikan respons cepat terhadap bencana Solok Selatan dan berniat membantu rumah rusak berat.
Ia menambahkan, kalau ada donatur yang ingin membantu pihaknya siap memfasilitasi dengan data kebutuhan utama masyarakat saat ini.
Selain itu ia juga meminta petugas lapangan untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat korban gempa seperti tenda makanan dan lainnya. "Kebutuhan masyarakat menjadi yang utama dan itu harus tersedia," ujarnya.
Untuk korban yang luka atau sakit hingga Jumat malam sebanyak 61 orang yang tersebar di tiga Kecamatan.
Baca juga: Masyarakat Solok Selatan masih rasakan gempa bumi
Baca juga: Kemensos kirim Rp355 juta dukung logistik korban gempa Solok
Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019