Tokyo (ANTARA News) - Dari kota-kota di Jepang, umat Muslim Indonesia berbondong-bondong membanjiri Balai Indonesia di Tokyo, Jumat, guna melantunkan takbir sebagai penanda berakhirnya bulan suci Ramadhan sekaligus menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1428 Hijriah pada Sabtu (13/10). Namun sebagian umat Muslim lainnya, terutama warga Muhammadiyah, tetap merayakan Lebaran pada Jumat (12/10), bersama-sama warga Muslim dari Turki yang dipusatkan di Masjid Jamii Tokyo. Di gedung Balai Indonesia sendiri kegiatan malam takbiran berlangsung meriah, meski tiada suara bedung yang secara tradisi biasa menemani malam takbiran. Sekitar seratus warga muslim Indonesia tetap berkumpul di ruangan besar bersama-sama melantunkan gema takbir. Sementara itu, sekitar 150 warga lainnya berkumpul di halaman parkir guna menikmati jajanan masakan khas Indonesia, seperti sate ayam, soto kambing, bakso, somai hingga bubur ketan hitam dapat ditemui malam itu. Keakraban langsung mewarnai warga Indonesia terutama dengan kedatangan para warga lainnya dari kota-kota di sekitar Tokyo, seperti Yokohama, dan Chiba, bahkan ada yang datang dari wilayah Gunma. "Saya sengaja datang dari jauh untuk bersilahturahmi dengan sesama warga Indonesia lainnya untuk berlebaran. Selain itu bisa juga sebagai ajang melepas kangen dengan sesama teman-teman pekeja lainnya," kata Wawan yang datang dari Gunma. Warga Indonesia yang tinggal di Tokyo dan kota-kota sekitarnya secara turun temurun menjadikan Balai Indonesia sebagai pusat kegiatan untuk merayakan malam takbiran. Apalagi Sholat Ied akan dilangsungkan di tempat tersebut. Tidak heran jika malam itu masih terus berdatangan warga lainnya, selaian untuk bertakbiran juga dilanjutkan dengan bermalam untuk bersama-sama melaksanakan Sholat Ied pada keesokan harinya. "Jangan heran pak, teman-teman akan terus datang hingga Sabtu dini hari. Kumpul-kumpul ini kan hanya setahun sekali. Apalagi lebaran jatuh pada hari libur, maka jumlahnya bisa mencapai ribuan," kata Dwi yang tinggal di Yokohama. Hingga pukul 24.00 sedikitnya lima ratus orang tumpah ruah di halaman parkir. Selain menikmati makanan, umumnya mereka bercengkrama dengan asyik bercerita apa saja sambil menikmati sejuknya malam.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007