London (ANTARA News) - Harga minyak dunia mengendur Jumat namun tetap dalam rekor tinggi baru-baru ini di tengah kekhawatiran terus menerus terhadap pasokan global, para pedagang mengatakan. Dalam perdagangan pagi di London harga minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman November turun 39 sen menjadi 79,76 dolar per barel. Kontrak perdagangan berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman November, turun 31 sen menjadi 82,77 dolar per barel. "Saya pikir ada isyarat kekhawatiran dan kemungkinan besar sedikit aksi ambil untung yang mungkin menahan harga kembali hari ini," kata pedagang Base Financial Tony Machacek. Harga telah melampaui penutupan Kamis sampai rekor sekarang ini sesudah Departemen Energi (DoE) AS mengatakan cadangan minyak mentah Amerika merosot dengan 1,7 juta barel dalam minggu ini hingga 5 Oktober. Perkiraan pasar adalah kenaikan berkisar 1,0 juta barel. Pada Kamis minyak mentah New York menyentuh 83,67 dolar, mendekati ketinggian sepanjang masa bulan lalu sekitar 84,10 dolar. Minyak Brent London juga melonjak setinggi 80,68 dolar, mendekati rekornya 81,05 dolar yang dicapai juga pada September. "Perdagangan minyak mentah sedikit turun (Jumat), istirahat sesudah kenaikan tadi malam, menyusul penurunan mengejutkan cadangan minyak mentah selama minggu lalu," tambah analis Sucden Andrey Kryuchenkov. "Namun, harga minyak tetap tertopang dengan baik, oleh pengetatan pasokan global karena permintaan musiman meningkat." DoE menambahkan bahwa destilasi AS yang meliputi minyak pemanas, turun dengan 600.000 barel, yang secara kasar sesuai dengan perkiraan pasar dengan penurunan 775.000 barel. Minggu ini, pasar minyak berayun antara untung dan rugi karena sentimen digoyang oleh kekhawatiran pasokan dan melemahnya dolar AS. Harga anjlok dengan lebih dari dua dolar Senin karena dolar naik terhadap mata uang tunggal Eropa. Mata uang AS yang lebih kuat membuat komoditas yang diukur dengan dolar lebih mahal bagi para pembeli dengan menggunakan mata uang lain, dan oleh karenanya melemahkan permintaan minyak mentah. Namun, harga minyak sejak itu membaik akibat timbulnya kembali kekhawatiran tentang kuatnya pasokan global ke depan, sementara dolar juga melanjutkan kembali tren penurunannya terhadap mata uang saingan utama. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007