Jika setiap rumah memiliki setidaknya satu ruang aman, korban jiwa dan luka-luka akibat gempa akan dapat dikurangi secara signifikan,

Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI Eko Yulianto mengatakan sebaiknya setiap satu rumah harus memiliki satu ruang aman untuk meminimalkan korban jiwa dari gempa yang bisa terjadi kapan saja.

Eko di Jakarta, Kamis, mengatakan penyelamatan diri dari gempa ketika di dalam bangunan di negara-negara maju, seperti Jepang atau AS sudah lazim digunakan seperti menjatuhkan diri, berlindung di bawah mebel yang kuat, bukan di sampingnya, dan berpegangan pada perabot itu. Rekomendasi ini lebih dikenal dengan istilah drop, cover, dan hold.

"Prosedur itu disarankan dapat dilakukan dalam tiga detik atau kurang. Pada banyak kasus gempa, berlindung di bawah mebel terbukti menghindarkan diri dari kemungkinan terluka akibat benda-benda dan pecahan kaca yang jatuh," kata Eko saat ditemui usai Ecotalk di Jakarta.

Namun Eko tak memungkiri sebagian besar masyarakat Indonesia tinggal di rumah dengan konstruksi yang tidak tahan gempa.

Sementara itu, membangun rumah tahan gempa membutuhkan biaya besar yang mungkin tidak terjangkau masyarakat.
Merobohkan rumah lama yang kurang baik konstruksinya dan membangun rumah baru juga butuh biaya tidak sedikit.

"Memperbaiki konstruksi rumah yang sudah jadi sehingga menjadi kuat juga tidak murah. Sering kali biaya yang harus dikeluarkan justru lebih mahal daripada membuat rumah baru," kata dia.

Pada situasi seperti itu, ruang aman dapat menjadi solusi menghadapi ancaman gempa.

Menurutnya, ruang aman dapat berwujud sebuah ruang yang dibuat khusus supaya tidak runtuh oleh gempa atau bisa juga sebuah ruangan kecil, seperti kamar mandi yang diperkuat konstruksinya.

"Misalnya kamar mandi, sepanjang luasnya bisa melindungi seluruh keluarga itu bisa menjadi ruang aman bagi keluarga," ucap dia.

Yang lebih sederhana lagi adalah mebel seperti meja atau ranjang yang didesain kokoh, diperkuat siku baja pada pangkal kaki dan tiangnya sehingga dapat digunakan untuk berlindung dari tertimpa bangunan atau perabot yang jatuh.

"Tempat tidur diberi atap yang memang kuat atau meja makan dengan menambahkan siku baja di kakinya. Khawatirnya gempa malam hari biasanya kita tidak terlalu waspada bisa selamat. Jadi memang bisa sesederhana itu," ucap dia.

Eko pun mengingatkan perlunya kampanye membuat ruang aman yang relatif mudah dan murah.

"Jika setiap rumah memiliki setidaknya satu ruang aman, korban jiwa dan luka-luka akibat gempa akan dapat dikurangi secara signifikan," ucap dia.

Baca juga: Bangunan di sekitar pantai perlu diberi informasi ketinggian muka air laut
Baca juga: Rumah tahan gempa perlu terus dipopulerkan
Baca juga: Struktur bangunan simetris lebih tahan gempa

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019