Minyak mentah Brent berada di 66,23 dolar AS per barel

Singapura (ANTARA News) - Harga minyak merosot di perdagangan Asia pada Kamis pagi, terseret oleh pelemahan ekonomi China dan rekor produksi minyak mentah AS, meskipun pasar tetap relatif baik didukung oleh pemotongan pasokan yang dipimpin oleh klub produsen OPEC.

Minyak mentah berjangka internasional Brent berada di 66,23 dolar AS per barel pada pukul 01.29 GMT (08.29 WIB), turun 16 sen AS atau 0,2 persen dari penutupan terakhir mereka.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berada di 56,90 dolar AS per barel, turun 4 sen AS dari penyelesaian terakhir mereka.

Harga-harga terseret turun oleh melonjaknya produksi minyak mentah Amerika, yang telah meningkat lebih dari 2 juta barel per hari (bph) selama setahun terakhir, menjadi 12,1 juta barel per hari yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para pedagang mengatakan pelemahan ekonomi China juga menekan harga minyak.

Aktivitas pabrik di China, importir minyak terbesar di dunia, menyusut untuk bulan ketiga berturut-turut pada Februari. Indeks manufaktur resmi China jatuh ke level terendah tiga tahun, menyoroti celah yang semakin dalam ekonomi yang menghadapi permintaan lemah terus-menerus di dalam dan luar negeri.

Namun, pasar minyak masih didukung relatif baik oleh pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang bersama-sama dengan beberapa produsen non-afiliasi seperti Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat akhir tahun lalu untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari untuk menopang harga.

Karena pemotongan ini, persediaan minyak mentah komersial AS turun 8,6 juta barel dalam sepekan yang berakhir 22 Februari menjadi 445,87 juta barel.

"Impor minyak mentah ke AS turun 1,6 juta barel per hari pekan lalu, ke level terendah dua dekade," kata bank ANZ, Kamis, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Harga minyak naik dua persen, stok AS jatuh dan OPEC abaikan Trump

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019