"Lokasi pelatnas PODSI di Pangalengan nantinya akan termasuk atlet-atlet kano dan tidak hanya bagi atlet-atlet dayung. Tapi, pelatnas perahu naga akan tetap berada di Jatiluhur," kata Ketua Bidang Organisasi PB PODSI Hifni Hasan selepas pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2019 PB PODSI di Jakarta, Rabu malam.
Hifni mengatakan pemindahan lokasi pelatnas cabang kano dan kayak ke Pangalengan dari Jatiluhur karena atlet-atlet kano juga membutuhkan lokasi latihan dengan ketinggian 1.500 meter hingga 2.000 meter. "Mereka juga butuh suasana latihan yang bagus untuk mencapai prestasi," katanya.
Mantan Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Indonesia (KOI) itu mengatakan lokasi pelatnas untuk cabang kano dan kayak masih dalam tahap penyediaan lahan serta penyelesaian administrasi terkait kepemilikan lahan.
"Lahan yang akan dipakai itu milik perusahaan perkebunan tapi bukan Badan Usaha Milik Negara. Kami harus membebaskan lahan yang saat ini digunakan untuk tanaman teh. Berikutnya, kami akan mengurus Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk legalitas lahan itu," kata Hifni.
PODSI, lanjut Hifni, telah merencanakan pembangunan gedung baru sebagai fasilitas pelatnas cabang kayak dan kano yang didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Pembangunan wisma atlet dan pusat kebugaran di Pangalengan itu akan dibangun Kemen PUPera khusus untuk cabang kano dan kayak," kata Hifni.
Hifni menambahkan pembangunan wisma atlet dan pusat kebugaran itu akan dimulai pada pertengahan 2019 sehingga siap untuk pelatnas jelang Olimpiade Tokyo 2020.
PODSI membidik sembilan medali emas dari 18 nomor perlombaan SEA Games 2019 dengan komposisi atlet junior sebanyak 60 persen dari total atlet yang akan turun pada pesta multi-cabang olahraga tingkat Asia Tenggara itu.
"Kami juga menargetkan untuk mengirim setidaknya dua atlet pada Olimpiade Tokyo 2020," ujar Hifni tentang program kerja pengurus cabang dayung pada 2019 itu.
Baca juga: PODSI bidik sembilan emas SEA Games 2019
Baca juga: Peraih medali Asian Games 2018 asal Sultra jadi ASN
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019