Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Kuwait untuk Indonesia, Abdulwahab Abdullah Al Sager, memuji hubungan bilateral antara Kuwait dan Indonesia yang dinilai istimewa dan berkembang, terutama di bidang politik, kemanusiaan dan pendidikan.
Al Sager dalam siaran pers dari Kedutaan Besar Kuwait di Jakarta, Rabu, menyatakan bahwa kontribusi kemanusiaan Kuwait di Indonesia berada pada tingkat terdepan dari kerja sama bilateral antara kedua negara.
Kontribusi kemanusiaan Kuwait mencapai lebih dari 250 juta dolar AS, termasuk diantaranya pembangunan Sekolah Tinggi Islam Al Wafa diatas lahan seluas 70.000 meter persegi dengan biaya sebesar sembilan juta dolar AS di daerah Cileungsi, Bogor, yang diresmikan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 23 Februari lalu.
Menurut Al Sager, Wakil Perdana Menteri dan juga Menteri Luar Negeri Kuwait Sheikh Sabah Khaled Al Hamad Al Sabah telah mengirim undangan kepada Menlu RI Retno Marsudi untuk berkunjung ke Kuwait untuk memimpin putaran pertama Sidang Komite Bersama dalam rangka meningkatkan hubungan bilateral di semua bidang.
Menlu RI juga diundang untuk menandatangani beberapa nota kesepahaman dan perjanjian yang siap ditandatangani, seperti perjanjian tentang pembebasan dari persyaratan visa untuk pemegang paspor diplomatik dan khusus, serta nota kesepahaman tentang kerja sama pelatihan diplomat.
Jumlah visa yang diberikan oleh Kedutaan Besar Kuwait di Jakarta pada 2018 sebanyak 573 visa, yakni dengan rincian 502 visa kerja sektor swasta, 47 visa ikut keluarga, 17 visa kunjungan pejabat Indonesia, dan tujuh visa pelajar.
Al Sager pun menekankan pentingnya penyelesaian nota kesepahaman dan perjanjian lainnya yang masih dalam tahap pembahasan akhir, seperti nota kesepahaman tentang kerja sama di bidang minyak dan gas, nota kesepahaman tentang kerja sama pendidikan tinggi, bidang seni dan budaya, penerbangan sipil.
Hal yang tidak kalah penting untuk dibahas kedua pihak, menurut Al Sager, adalah tentang moratorium pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Timur Tengah yang diberlakukan oleh Pemerintah Indonesia sejak 2009 dan masa depan moratorium tersebut guna membangun mekanisme pengembangan kerja sama di bidang ketenagakerjaan.
Jumlah warga negara Indonesia (WNI) di Kuwait tercatat 6.774 orang, dan 29 persen di antaranya bekerja di sektor swasta, dan 53 persen di sektor domestik, sisanya 18 persen adalah pelajar.
Selanjutnya, untuk mengimplementasikan rencana pembangunan lima tahun (2015-2020) Kuwait, yang mencakup berbagai proyek infrastruktur, pemerintah Kuwait mengundang perusahaan pemerintah dan swasta Indonesia untuk berpartisipasi dalam berbagai proyek besar di negara tersebut.
Investasi langsung Kuwait di Indonesia selama 2018 mencapai 13,3 juta dolar AS dalam tiga proyek. Selain itu, investasi minyak dan gas Kuwait di Indonesia mencapai dua miliar dolar AS melalui investasi Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC).
Kuwait dan Indonesia saat ini duduk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dan berbagi pandangan tentang pentingnya stabilitas, perdamaian, dan keamanan internasional.
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019