Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah diapresiasi karena gencar melakukan berbagai proyek pembangunan infrastruktur di berbagai daerah, tetapi pembangunan tersebut juga diharapkan efektif dalam rangka menurunkan biaya logistik.

"(Penurunan biaya logistik) itu saja yang terus menerus dijadikan barometer," kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati dalam acara talkshow "Membangun Infrastruktur yang Tepat Sasaran" di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, seharusnya setiap pembangunan infrastruktur yang dijadikan sebagai tolok ukur utama untuk mengukur kinerjanya adalah apakah infrastruktur tersebut benar-benar dapat menurunkan biaya logistik seperti yang diharapkan oleh berbagai kalangan pelaku usaha di Tanah Air.

Apalagi, ia juga mengingatkan bahwa Indonesia dinilai masih sangat jauh ketertinggalan infrastrukturnya, padahal realisasi investasinya juga relatif terbatas.

"Harus ada skala prioritas. Ini bisa dilakukan dengan perencanaan yang matang," katanya.

Enny menyatakan bukannya dirinya tidak setuju dengan percepatan pembangunan infrasruktur, tetapi diharapkan bahwa studi kelayakan yang dilakukan sebelum pembangunan harus dilakukan dengan komprehensif dan memperhitungkan dampak sosio-ekonominya.

Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Budi Paryanto mengutarakan harapannya agar hasil dari pembangunan infrastruktur tidak mengkhianati proses yang telah dilakukannya selama ini.

Pasalnya, menurut Budi Paryanto, di balik keberhasilan pembangunan infrastruktur yang luar biasa tetapi pemanfaatannya dinilai masih minim.

Budi mencontohkan, banyak dibangun bandara dan pelabuhan baru tetapi fasilitas penunjangnya seperti untuk kargo masih belum dibangun secara optimal.

Senada, Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto mengingatkan harus diingat bahwa pembangunan pelabuhan baru bukan hanya untuk kapal penumpang atau kapal barang, tetapi juga harus dipikirkan untuk kepentingan pariwisatanya.

Pembicara lainnya, Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Sumadilaga mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur oleh pemerintah telah luar biasa dan ke depannya akan fokus dalam berpartispasi menurunkan biaya logistik nasional.

Hal itu, ujar Danis, dapat dilakukan dengan membangun berbagai akses jalan yang menuju ke berbagai pusat-pusat lokasi logistik seperti pelabuhan dan bandara.

Sebelumnya, ekonom senior Indef Faisal Basri menyebut jalan tol bukanlah solusi efektif untuk menurunkan biaya logistik.

Faisal mengatakan biaya logistik akan turun signifikan jika ada perpindahan dari transportasi darat ke laut. Saat ini hanya sekitar 10 persen saja logistik di Indonesia yang diangkut lewat laut. Sisanya masih diangkut dengan truk sehingga membuat ongkos logistik menjadi mahal.


Baca juga: Biaya logistik Indonesia tinggi

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019