"Cuaca sampai 17 April 2019 angin masih kencang, ombak tinggi, maskapai pelayaran banyak yang tidak berlayar," tutur Kepala Biro Operasional Polda Kepri Kombes Yerry Oskag di Batam, Selasa (26/2).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gelombang laut cukup tinggi terjadi di wilayah perairan Bintan, Dabo, Natuna dan Anambas.
Yerry menuturkan kerawanan utama di Kepri adalah faktor geografis dengan beberapa tempat memerlukan perhatian untuk pengamanan, khususnya untuk pengiriman logistik.
Sejauh ini pendistribusian logistik pemilu, seperti surat suara sudah sampai di masing-masing kabupaten/kota di Kepri. Untuk tujuan Bintan, Natuna dan Anambas logistik didistribusikan dengan pengiriman ekspedisi langsung dari Jakarta menuju lokasi, tanpa melewati Batam dulu.
Namun masih terdapat beberapa daerah yang logistiknya kurang. Apalagi perubahan jumlah pemilih tetap masih terus terjadi.
Selain itu, nihilnya jaringan komunikasi serta transportasi laut di sejumlah daerah terluar Kepri menjadi tantangan lain distribusi pengamanan pada saat pemungutan suara.
"Nantinya H-3 pergeseran untuk mengamankan TPS direncanakan kalau tidak lewat laut pakai helikopter. Mudah-mudahan cuaca bisa berubah. Namun, kami koordinasi dengan BMKG diperkirakan belum berubah sampai April," kata Yerry.
Jumlah pemilih tetap di Kepri tercatat sekitar 1,2 juta penduduk yang akan menyalurkan suaranya ke 5.457 tempat pemungutan suara (TPS).
Untuk kerawanan TPS, tercatat sebanyak 4.496 TPS memiliki kerawanan rendah, 880 memiliki kerawanan sedang dan 81 memiliki kerawanan tinggi yang sebagian besar karena sejarah konflik penyelenggaraan.
Personel keseluruhan yang akan diturunkan sebanyak 3.032 personel kepolisian dan bantuan TNI sebanyak 414 personel untuk pengamanan pemilu di Kepri.
Baca juga: KPU Kepri ingatkan perusahaan izinkan karyawan ikut Pemilu
Baca juga: KPU Kepri lindungi penyandang disabilitas sebagai pemilih
Baca juga: Kotak suara pemilu 2019 tiba di Batam
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019