Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik mengatakan pihaknya menemukan beberapa bukti yang menunjukkan lagu "Rasa Sayange" milik Indonesia yaitu pada rekaman milik Lokananta dalam bentuk piringan hitam."Ada lagu Rasa Sayange dalam piringan hitam yang direkam oleh Lokananta tersebut tahun 1958, kemudian dibagi pada 15 Agustus 1962 sebanyak 100 keping tertepatan saat pelaksanaan pesta olahraga Asian Games di Jakarta oleh Presiden Soekarno," kata Menbudpar dalam jumpa pers mengenai Lagu Rasa Sayange di kantor Depbudpar di Jakarta, Kamis.Presiden Soekarno memberikan piringan hitam tersebut sebagai cenderamata kepada pimpinan kontingen tiap negara peserta Asian Games dimana lagu "Rasa Sayange" menjadi salah satu dari delapan lagu yang ada.Piringan hitam yang merekam delapan lagu-lagu rakyat seperti Rasa Sayange, Caca Marica, Suwe Ora Jamu, Gelang Sipatu Gelang, dan Rayuan Pulau Kelapa, di antaranya Rasa Sayange dari Maluku tersebut masih terdokumentasi dengan baik di perusahaan rekaman milik negara, Lokananta Solo. "Kalau ingin mempermasalahkan secara hukum mengenai kepemilikan, maka merekam merupakan salah satu bukti yang kuat," kata Jero Wacik yang dalam jumpa pers tersebut didampingi oleh musisi asal Maluku, Christ Pattikawa, Ketua PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia) Dharma Oratmangun dan Sekretaris PAPPRI, James F Sundah serta Dirjen HAKI Depkumham Andy Noorsaman Sommeng. Dia mengatakan pihaknya dibantu dengan dan musisi Indonesia lainnya sedang mencari bukti yang lain mengenai lagu Rasa Sayange melalui satu Yayasan dari Jepang, Minoru Endo Music Foundation (MEMF) yang pada 1997 mengkompilasi lagu pop dan lagu rakyat yang populer dari negara-negara di Asia. Setelah mengkompilasi, Yayasan Minoru membukukan dua ribu lagu dalam buku "Evergreen Song 2.000" dan menyebarluaskan buku itu. "Tapi karena ada pembatasan, maka tidak semua ditulis, hanya ada 19 lagu Indonesia yang ditulis partiturnya dan ada 50 lagu yang terdaftar di buku itu, dan lagu Rasa Sayange tidak terdapat dalam 50 lagu itu," kata Jero Wacik. Dia mengatakan saat ini pihaknya tengah mencari informasi apakah dari 2000 lagu yang dikompilasi oleh Yayasan Minoru terdapat lagu Rasa Sayange. Menbudpar mengatakan dirinya juga telah berbicara dengan Gubernur Maluku, Albert Ralahalu dan telah meminta kepada gubernur Maluku untuk mencari informasi dan bukti seputar lagu Rasa Sayange tersebut. Dari Gubernur Maluku itu muncul informasi telah ditemukan pencipta lagu Rasa Sayange bernama Paulus Pea. Sementara itu musisi Christ Patikawa mengatakan banyak informasi yang mengatakan lagu Rasa Sayange diperkenalkan di Malaysia dari misi-misi kebudayaan Indonesia kesana. "Saya menduga lagu Rasa Sayange lebih dikenalkan pada masyarakat Malaysia oleh Syaiful Bachri, konduktor Orkestra Simpony Jakarta (RRI) yang hijrah ke Malaysia tahun 1960an dengan membawa seluruh partitur lagu-lagu milik Orkestra Symphony Jakarta, diantaranya terdapat lagu Rasa Sayange," kata Christ.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007
cerita wayang mahabarata dan ramayana yang jelas dari india di klaim jawa sebagai budayanya
cerita hindu india di jiplak jawa se olah2 arjuna orang jawa dan ada di jawa.walaupun arjuna masih digambar berhidung mancung berbeda hidung dengan sipembuat wayang.
orang jawa itu babu dan kuli
yang jadi bos,tuan,majikan ,pemilik itu malaysia
masa pembokat mau klaim tuannya?sedangkan uang milik tuannya jawa cuma buruh,kuli upahan