Depok (ANTARA News) - Kuliah di Universitas Indonesia (UI) merupakan hal yang menjadi dambaan banyak siswa untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang terletak di Kota Depok, Jawa Barat, tersebut.
Berbagai usaha dilakukan para siswa, misalnya dengan mengikuti bimbangan belajar, belajar secara intensif maupun les privat agar bisa diterima dan kuliah di kampus yang berjuluk We Are The Yellow Jacket tersebut.
Tidak terkecuali juga bagi siswa-siswa di Sekolah Master Kota Depok yang tentunya tak mau ketinggalan untuk bersaing agar bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi favorit tersebut.
Sekolah Master merupakan singkatan dari Sekolah Masjid Terminal yang merupakan sekolah gratis untuk anak-anak jalanan, masyarakat tak mampu, pemulung, pengamen dan lain sebagainya yang berlokasi di Terminal Terpadu Kota Depok di Jalan Margonda Raya.
Pendiri dan Pembina Sekolah Master, Nur Rohim mengatakan sejak tahun 2008, pihaknya telah meloloskan dua siswa masuk di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia (FIB-UI). Mereka adalah Ayatullah Khaimi dan Aish Alim, anak jalanan yang sehari-hari menjadi pengamen di terminal Depok dan berdagang asongan di KRL Bogor-Kota Jakarta.
Ayatullah Khaimi saat ini telah bekerja di salah satu konsultan di Jakarta dan Aish Alim menjadi pengusaha eksportir kerajinan tangan dari berbagai daerah yang diekspor ke mancanegara dan juga membuka usaha rumah makanan khas Gorontalo.
Keduanya jika mempunyai waktu luang datang ke Sekolah Master untuk memberikan motivasi kepada adik-adik murid sekolah tersebut agar tidak putus asa dan terus belajar untuk masa depannya walaupun dengan keterbatasan fasilitas dan dana.
Setiap tahun Sekolah Master meloloskan belasan siswanya masuk perguruan tinggi negeri (PTN) baik itu di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Universitas Islam Negeri (UIN), Unsoed, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan lainnya.
Mereka yang lolos untuk mengenyam pendidikan ke Universitas Indonesia (UI) mencapai 3-4 orang setiap tahunnya.
"Kami menyaringnya terlebih dahulu baru kami memberikan pelajaran secara intensif kepada siswa yang memang mempunyai keinginan besar untuk kuliah di PTN," kata Nur Rohim.
Dengan kerja keras dan belajar yang tekun sehingga mendapatkan nilai akademis yang menjadi standar di UI, maka siapapun mereka walaupun yang tak mampu bisa diterima di perguruan tinggi negeri tersebut.
Saat ini Sekolah Master di samping Terminal Depok mempunyai anak didik sebanyak 3.000 murid. Mereka dapat mengenyam pendidikan gratis di tempat tersebut.
Selain memberi kesempatan kepada siswa tidak mampu, UI juga memberikan kesempatan kepada kaum disabilitas untuk kuliah di kampus tersebut, mereka tercatat kuliah di fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Psikologi, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Hukum, dan lainnya.
Mereka yang diterima sebagai mahasiswa, perlu bersaing mengikuti tes bersama dengan calon mahasiswa lainnya, atau jalur tanpa tes seperti PMDK atau SNMPTN.
UI tentunya memberikan kesempatan kepada putri-putri terbaik untuk mengenyam pendidikan di kampus tersebut. Jadi tak ada alasan bagi mereka untuk tidak bisa kuliah ketika sudah diterima di UI.
Jika seluruh siswa sudah dinyatakan diterima di UI dan membutuhkan bantuan biaya kuliah, maka dapat mengikuti mekanisme beasiswa atau Biaya Operasional Pendidikan (BOP) Berkeadilan yang diterapkan di kampus tersebut. Ketika sudah diterima tentunya ada kemudahan membayar biaya kuliah sesuai dengan kemampuannya.
Dalam penerimaan mahasiswa baru UI menyiapkan beberapa jalur yang harus ditempuh oleh para calon mahasiswa UI.
Pertama melalui Jalur Masuk S1 Reguler UI 2019 adalah melalui Seleksi Nasional (SNMPTN & SBMPTN) serta SIMAK UI.
Kedua Jalur Masuk S1 Paralel, S1 Kelas Internasional dan Vokasi UI 2019 adalah melalui PPKB/Talentscouting dan SIMAK UI.
Ketiga Kuota Jalur Penerimaan untuk S1 Reguler UI adalah 40 persen (melalui SBMPTN) ; 30 persen (SNMPTN) dan 30 persen (Seleksi Mandiri melalui SIMAK UI).
Keempat Kuota Jalur Penerimaan untuk Vokasi UI adalah 30 persen (melalui SIMAK UI) dan 70 persen (PPKB).
Sedangkan untuk Kuota Jalur Penerimaan untuk S1 Paralel UI adalah 50 persen (melalui SIMAK UI) dan 50 persen (PPKB).
Kuota Jalur Penerimaan untuk S1 Kelas Internasional UI adalah 60 persen (melalui SIMAK UI) dan 40 persen (Talentscouting UI).
Pengembangan kurikulum
Rektor Universitas Indonesia Prof. Muhammad Anis menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi persaingan global mendorong UI melakukan strategi pengembangan kurikulum program studi.
Pemutakhiran kurikulum di berbagai program studi terus dilakukan sehingga lebih adaptif dan akomodatif terhadap perkembangan teknologi.
Selain itu juga pengembangan metode pembelajaran berbasis riset guna meningkatkan karya-karya inovatif dan orisinil, Mengintensifkan metode pembelajaran berbasis teknologi dengan menyelenggarakan Online Education Resources (EOR) atau lebih dikenal dengan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).
Selanjutnya peningkatan produktivitas dan kualitas riset, Penyelenggaraan berbagai konferensi internasional yang dapat membantu diseminasi riset dan inovasi para peneliti UI, Pengembangan fasilitas, sarana dan prasarana riset, serta program hilirisasi inovasi dan pembinaan usaha pemula (start up) juga dilakukan secara terpadu oleh UI.
Sejak 69 tahun lalu menyandang nama Indonesia, UI senantiasa berkiprah membangun pendidikan tinggi di tanah air.
UI terus melanjutkan warisan sejarah akademiknya dalam bentuk inovasi dalam penemuan, penelitian, pengabdian masyarakat, dan pengajaran berstandar internasional hingga diakui saat ini sebagai universitas peringkat ke-57 di Asia dan terbaik di Indonesia berdasarkan pemeringkatan QS World Ranking University.
Bahkan, UI berhasil meraih posisi ke-82 perguruan tinggi terbaik negara berkembang di dunia menurut Times Higher Education.
Dunia saat ini menghadapi empat kekuatan disrupsi yang mengubah tatanan kehidupan manusia sehingga perlu disikapi dengan serius.
Perubahan-perubahan yang terjadi di berbagai sektor menyebabkan terjadinya disrupsi yang mempengaruhi hidup manusia. Disrupsi yang terjadi pun memunculkan tantangan-tantangan yang harus dihadapi.
Disrupsi adalah perubahan fundamental atau mendasar, yaitu evolusi teknologi yang menyasar suatu celah kehidupan manusia.
Empat kekuatan disruspi tersebut, yakni pertama adanya industrialisasi dan urbanisasi yang besar di berbagai negara berkembang. Ini mendorong terjadinya perubahan pola konsumsi dan investasi di masyarakat negara-negara berkembang.
Kedua, populasi dunia yang terus menua. Pada 2050 diperkirakan lebih dari 80 persen penduduk dunia akan berusia lebih dari 65 tahun. Kondisi demografis itu akan menyebabkan berkurangnya tenaga kerja produktif secara drastis di banyak negara.
Selanjutnya ketiga adalah berupa disrupsi teknologi, terutama pada informasi dan teknologi bagaimana kita menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Poin ini juga menyebabkan terjadinya perubahan masif dalam dunia pendidikan.
Kekuatan keempat adalah konektivitas global yang semakin besar, di mana antarnegara semakin terhubung yang hal itu menyebabkan perubahan besar dalam perekonomian dan sosial.
Adanya berbagai tantangan tersebut mendorong UI untuk melakukan berbagai perubahan strategi pengembangan, di antaranya dengan pemutakhiran kurikulum di berbagai program studi.
Upaya tersebut dinilai dapat membuat kurikulum lebih adaptif dan akomodatif terhadap perkembangan teknologi.
Ia mencontohkan melalui penawaran berbagai mata kuliah yang membahas artificial intelligence dan big data analysis kepada mahasiswa.
Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa terutama rumpun ilmu kesehatan, UI juga mendirikan Rumah Sakit pendidikan di lingkungan kampus UI Depok Jawa Barat.
Rumah Sakit UI
UI sangat menyadari bahwa kehadiran rumah sakit pendidikan merupakan fasilitas yang sangat dibutuhkan dalam pendidikan kedokteran maupun ilmu kesehatan lainnya. Untuk itu didirikanlah Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI).
Di Rumah sakit pendidikan ini, mahasiswa dapat langsung terjun untuk mendapatkan pengalaman dalam menangani berbagai macam penyakit.
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, RSUI juga dilengkapi ruang observasi bagi para mahasiswa tanpa mengganggu kenyamanan pasien.
Gedung RS juga akan dilengkapi infrastruktur teknologi yang mendukung mahasiswa memantau tindakan medis secara langsung di ruang kelas (atas izin pasien).
RSUI diharapkan mampu menjadi center of excellence di bidang kesehatan Indonesia yang dapat meningkatkan kapasitas pendidikan dan penelitian para mahasiswa di Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan UI yaitu Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Farmasi, Kesehatan Masyarakat (inter-professional education).
RSUI sebagai bagian dari Academic Health System (AHS) UI, terus berkolaborasi menyediakan jejaring fasilitas kesehatan bagi fakultas rumpun ilmu kesehatan UI dalam mewujudkan peningkatan kapasitas sumber daya serta menunjang Tridharma Perguruan Tinggi yang diharapkan akan berperan sebagai pengampu bagi rumah sakit dan puskesmas di wilayah Kota Depok dan sekitarnya.
Untuk itu, dengan berdirinya RSUI ini diharapkan tidak hanya memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat melainkan juga dapat menjadi sarana untuk mewujudkan pendidikan interprofesional bagi calon dokter, dokter gigi, keperawatan, apoteker, kesehatan masyarakat, maupun tenaga kesehatan lainnya secara terintegrasi.
RSUI akan tetap terus berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, komunitas, dan masyarakat, yang efisien, berkesinambungan, berbasis bukti, serta mengikuti perkembangan jaman sesuai dengan motto RSUI We Provide Outstanding Care.
Rumah sakit perguruan tinggi negeri pertama di Indonesia yang mempunyai konsep dan rancang bangun sebagai fasilitas pelayanan kesehatan satu atap (One Stop Health Services), mulai dari pelayanan primer, sekunder hingga pelayanan unggulan.
RSUI diharapkan dapat menjadi model percontohan rumah sakit pendidikan bagi universitas lain.*
Baca juga: Magister Manajemen UI menjadi yang pertama terakreditasi internasional AMBA
Baca juga: AZI dan UI kerja sama untuk menangani penderita serangan jantung
Baca juga: Menristekdikti resmikan Rumah Sakit Universitas Indonesia di Depok
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019